Harga Tiang PJU Galvanis menjadi topik yang paling sering ditanyakan oleh kontraktor, pemerintah desa, hingga instansi seperti PUPR dan Dishub. Di awal pembahasan ini, penting untuk memahami bahwa harga tiang tidak bisa disamaratakan karena banyak komponen teknis yang menentukan biaya produksi. Mulai dari material baja SPHC/SS400/A36, ketebalan galvanis hot-dip 75–85 mikron, hingga tinggi tiang dan ukuran baseplate. Semua itu berpengaruh langsung pada biaya akhir. Karena itu, memahami detail teknis akan membantu Anda menentukan pilihan paling tepat, terutama untuk proyek pemerintah dan BUMN. Artikel ini membahas lengkap faktor penentu harga, kisaran harga 6–12 meter, dan panduan memilih sesuai kebutuhan. Dengan begitu, Anda bisa menentukan Harga Tiang PJU Galvanis terbaik untuk proyek Anda serta menghindari kesalahan pembelian yang umum terjadi.
Apa Saja Komponen Penentu Harga Tiang PJU Galvanis?
Banyak pembeli bingung kenapa harga tiang di pasaran bisa berbeda jauh. Ada yang Rp 3 jutaan, ada yang Rp 5 jutaan, bahkan lebih tinggi untuk ukuran dan spesifikasi tertentu. Padahal, perbedaan harga tersebut sebenarnya sangat logis. Ada beberapa komponen teknis yang menjadi penentu biaya produksi.
Sebelum membahas detailnya, simak kutipan ahli berikut ini untuk memperjelas konteks:
“Galvanisasi hot-dip dengan ketebalan minimal 75 mikron terbukti meningkatkan ketahanan tiang PJU hingga 20–30 tahun. Material SPHC/SS400/A36 yang sesuai standar industri memberikan kekuatan optimal terhadap angin dan korosi. Kombinasi inilah yang membuat tiang galvanis SNI lebih mahal, namun jauh lebih aman dan tahan lama.” — Dr. Ferry Pratama, MT – Ahli Metalurgi Struktur Nasional
Berikut faktor teknis utama yang memengaruhi harga tiang:
Mengapa material SPHC/SS400/A36 mempengaruhi harga?
Material dasar menentukan kekuatan struktur. Baja SPHC/SS400/A36 adalah material standar industri, mampu menahan beban angin hingga ±50 m/s. Semakin tinggi grade material, semakin mahal biaya produksinya. Tiang berkualitas rendah bisa lebih murah, tetapi sangat berisiko pada proyek pemerintah atau kawasan industri.
Bagaimana ketebalan galvanis 75–85 mikron menentukan umur tiang?
Ketebalan galvanis adalah salah satu faktor penentu harga paling besar.
Galvanis hot-dip 75–85 mikron dapat membuat tiang bertahan 20–30 tahun tanpa korosi signifikan. Galvanis tipis atau galvanis lokal biasanya hanya bertahan 3–7 tahun dan cepat rusak.
Apakah tinggi tiang (7–12 meter) signifikan terhadap harga?
Sangat signifikan. Semakin tinggi tiang, semakin banyak material baja yang digunakan, semakin besar diameter batang, dan semakin panjang proses produksinya. Tiang 12 meter bisa 40–60% lebih mahal dari tiang 7 meter.
Apa pengaruh ukuran baseplate & anchor bolt terhadap biaya?
Baseplate dan anchor bolt mengikuti desain struktural. Semakin tebal plat baseplate, semakin mahal harga tiang.
Contoh:
-
Baseplate 16–18 mm = standar untuk 7–9 meter
-
Baseplate 20–25 mm = standar untuk 10–12 meter
Ukuran ini penting untuk kekuatan struktur terutama untuk tiang dengan panel surya 150–300Wp.
Apa saja biaya tambahan (arm, finishing, QC)?
Beberapa elemen berikut turut menambah harga final:
-
Arm / lengan lampu (single atau double)
-
Finishing pengelasan CNC
-
Quality control (uji tarik & uji material)
-
Sertifikat SNI & TKDN
-
Pengemasan & transportasi
Jika vendor memberikan harga terlalu murah, biasanya ada komponen teknis yang “dipangkas”.
Berapa Kisaran Harga Tiang PJU Galvanis Berdasarkan Ukuran?
Harga tiang PJU galvanis di pasaran memang tidak konsisten. Ada vendor yang menawarkan sangat murah, ada yang menawarkan harga premium. Untuk panduan yang lebih akurat dan terstandar, Anda dapat menggunakan kisaran harga versi DBSN yang telah disesuaikan dengan material SPHC/SS400/A36, galvanis 75–85 mikron, dan baseplate struktural.
Tren di lapangan menunjukkan bahwa ukuran 7–10 meter menjadi ukuran paling banyak digunakan untuk proyek pemerintah desa, jalan kabupaten, perumahan, hingga kawasan industri.
Berapa harga tiang PJU galvanis 6–12 meter (single arm)?
Berikut range harga berdasarkan ukuran standar (estimasi):
-
6 meter : ± Rp 3.000.000
-
7 meter : ± Rp 3.700.000
-
8 meter : ± Rp 4.200.000
-
9 meter : ± Rp 4.700.000
-
10 meter : ± Rp 5.200.000
-
11 meter : ± Rp 6.200.000
-
12 meter : ± Rp 7.200.000
Harga tersebut mengikuti spesifikasi standar proyek pemerintah: slip-joint, galvanisasi hot-dip 75–85 mikron, material SPHC/SS400, dan baseplate lengkap dengan anchor bolt.
Bagaimana perbedaan harga antara single arm & double arm?
Double arm selalu lebih mahal karena beban struktur dan proses penguatannya lebih kompleks.
Penambahan biaya rata-rata: +Rp 800.000 dari harga single arm.
Contoh:
-
9 meter single arm = Rp 4.700.000
-
9 meter double arm = Rp 5.500.000
Apakah custom thickness mempengaruhi harga?
Ya. Jika tebal plat dinaikkan, harga langsung menyesuaikan.
Contohnya:
-
Plat 3.0 mm → harga standar
-
Plat 3.2 mm → harga lebih tinggi
-
Plat 3.5 mm → harga paling premium
Custom thickness biasanya ditentukan oleh perencana konsultan atau permintaan khusus proyek BUMN.
Bagaimana memilih harga sesuai volume proyek?
Harga bisa dinegosiasi jika pembelian volume:
-
10–20 unit → potongan ringan
-
20–30 unit → diskon proyek menengah
-
50–100 unit → diskon khusus kontraktor & BUMN
Volume pembelian sangat memengaruhi efisiensi biaya transportasi sekaligus meningkatkan margin vendor.
Pembeli proyek desa biasanya memilih 7–9 meter, sedangkan pembeli proyek BUMN memilih 9–12 meter.
➡️ Untuk mendapatkan daftar harga resmi DBSN, Anda dapat menghubungi tim melalui WhatsApp dan meminta katalog terbaru.