3Lampu Jalan Solar Cell TKDN kini menjadi standar baru dalam proyek penerangan jalan di seluruh Indonesia, baik untuk kebutuhan desa maupun kota. PJU tenaga surya digunakan sebagai solusi penerangan yang tidak bergantung pada jaringan listrik PLN. Sistemnya memanfaatkan panel surya, baterai lithium, dan lampu LED berdaya tinggi, sehingga mampu menyala mandiri selama 12 jam penuh.

Bagi pemerintah dan BUMN, nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sangat penting karena menentukan kelayakan anggaran, audit proyek, hingga dukungan terhadap industri dalam negeri. Produk yang memenuhi TKDN memberikan manfaat tambahan seperti prioritas anggaran, stabilitas proyek, dan efisiensi jangka panjang.

DBSN hadir sebagai penyedia lampu PJU solar cell SNI–TKDN, lengkap dengan panel 150–300 Wp, baterai Lithium Lifepo4, tiang PJU oktagonal galvanis, dan perlengkapan instalasi. Banyak proyek pemerintah mengalami kendala ketika masih menggunakan PJU PLN. Mulai dari biaya listrik bulanan yang tinggi, instalasi kabel yang rumit, hingga area terpencil yang sulit dijangkau jaringan PLN. Di sinilah lampu tenaga surya menawarkan solusi yang jauh lebih efisien dan bebas biaya listrik.

Permasalahan inilah yang kemudian mengarah pada kebutuhan untuk memahami aspek teknis, standar SNI, keamanan, dan performa produk TKDN yang menjadi fokus pembahasan berikutnya.


Apa Masalah Penerangan Jalan di Indonesia & Mengapa Lampu Jalan Solar Cell TKDN Menjadi Solusinya?

Kebutuhan penerangan jalan terus meningkat seiring pembangunan desa, perluasan kota, serta pertumbuhan kawasan industri dan BUMN. Namun di lapangan, sejumlah masalah kerap muncul pada sistem PJU berbasis PLN.

Masalah utama pada PJU PLN yang sering terjadi:

  • Biaya listrik tinggi sehingga membebani APBD/APBDes.

  • Blackout dan jaringan tidak stabil, khususnya di pelosok.

  • Pemasangan mahal karena membutuhkan jaringan kabel panjang, panel MCB, dan distribusi tenaga.

  • Area terpencil sulit dijangkau PLN, terutama desa baru, kampung adat, dan kawasan pesisir.

  • Korosi dan tingginya biaya maintenance, terutama pada tiang PJU yang tidak standar galvanis.

Untuk instansi pemerintah, solusi paling efektif adalah beralih ke sistem tenaga surya.

Mengapa solar cell lebih efektif untuk instansi?

  • Zero biaya listrik sepanjang umur produk.

  • Menggunakan baterai Lithium Lifepo4 berumur panjang 8–10 tahun dengan deep cycle besar.

  • Tidak membutuhkan kabel panjang, sehingga instalasi lebih cepat dan aman.

  • Paling cocok untuk desa terpencil, area pinggir pantai, dan wilayah tanpa jaringan PLN.

Selain itu, kebijakan nasional menunjukkan tren yang sangat kuat ke arah energi terbarukan.

Tren pemerintah dalam proyek PJU saat ini:

  • Implementasi roadmap transisi EBT 2025–2030.

  • Prioritas pada produk TKDN ≥ 40% untuk semua proyek APBD dan BUMN.

  • Program Sekolah Rakyat Kemensos, desa mandiri energi, dan PJU daerah tertinggal.

  • Pengembangan smart lighting & IoT untuk monitoring lampu secara real-time.

“PJU Solar Cell dengan komponen TKDN memberikan efisiensi anggaran negara dan mempercepat pemerataan listrik di daerah terpencil. Selain lebih mudah dipasang, sistem tenaga surya memiliki reliabilitas yang tinggi di iklim tropis Indonesia.” — Ir. Damar Yudhistira, M.Eng., Analis Energi Terbarukan.

Tren dan kebutuhan lapangan inilah yang membuat PJU solar cell TKDN semakin dibutuhkan oleh lebih banyak instansi.Hubungi kami


Apa Saja Spesifikasi Teknis Lampu Jalan Solar Cell TKDN Standar Proyek Pemerintah?

Untuk memastikan keandalan di lapangan, lampu jalan tenaga surya harus mengikuti standar teknis tertentu yang biasa digunakan pada proyek pemerintah, BUMN, dan kontraktor LKPP. Spesifikasi ini mencakup watt lampu, kapasitas panel surya, jenis baterai, hingga struktur tiang yang menopang sistem.

READ  Apa Saja Manfaat Lampu Jalan Solar Panel untuk Pemerintah & Industri?

1. Kapasitas lampu dan panel surya yang umum digunakan
Pada proyek pemerintah, terdapat tiga kelas daya paling sering dipakai:

  • 85W untuk desa dan perumahan.

  • 110W untuk jalan kota.

  • 128–150W untuk kawasan industri, pelabuhan, dan infrastruktur BUMN.

Sementara itu, panel surya yang digunakan adalah:

  • 150 Wp,

  • 200 Wp,

  • 300 Wp (umum untuk sistem Two-in-One dan 3-in-1).

Semakin tinggi watt lampu, semakin besar panel yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan energi harian.

2. Keunggulan baterai Lithium Lifepo4
Baterai lithium kini menjadi standar utama karena memiliki keunggulan seperti:

  • Umur pakai panjang 8–10 tahun.

  • Deep cycle tinggi, hingga 2000–3000 siklus.

  • 3–4 kali lebih tahan panas dibanding baterai lead-acid.

  • Memiliki performa stabil untuk sistem solar street light.

Teknologi ini sangat cocok untuk daerah pesisir, dataran tinggi, hingga iklim panas ekstrem yang sering ditemui di Indonesia.

3. Pentingnya tiang PJU oktagonal
Tiang oktagonal memiliki posisi sentral dalam sistem PJU solar cell karena menyangga panel surya yang berpotensi tertiup angin. Mengapa tiang ini menjadi standar?

  • Lebih stabil karena bentuk 8 sisi mampu mendistribusikan beban angin lebih baik.

  • Menggunakan galvanisasi hot-dip 75–85 mikron untuk mencegah karat.

  • Umur pakai 20–30 tahun, cocok untuk proyek jangka panjang.

  • Digunakan pada sistem PJU solar cell SNI maupun konvensional.

Dengan spesifikasi ini, lampu jalan tenaga surya TKDN mampu bekerja optimal dan bertahan lama meski di area ekstrem.


Lampu Jalan Solar Cell TKDN adalah pilihan paling tepat bagi instansi, pemerintah daerah, dan BUMN yang membutuhkan solusi penerangan hemat energi, andal, dan sesuai regulasi nasional. Dengan dukungan standar SNI, baterai lithium, panel 150–300 Wp, serta tiang oktagonal galvanis, sistem ini menjadi investasi jangka panjang yang efektif untuk pembangunan infrastruktur Indonesia. Lampu Jalan Solar Cell TKDN.

Berapa Harga Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Lampu Jalan Solar Cell TKDN memiliki variasi harga yang cukup lebar karena setiap instansi memiliki kebutuhan watt, kapasitas panel, dan jenis sistem yang berbeda. Di proyek pemerintah, harga unit sangat berpengaruh terhadap efisiensi anggaran. Karena itu, memahami kisaran biaya per unit adalah langkah penting sebelum menentukan spesifikasi.

Untuk kelas dasar yang sering digunakan pada proyek desa, lampu 85 watt berada di rentang Rp 15–20 juta per unit. Sistem 110 watt yang biasa digunakan Dishub dan area perkotaan berada pada kisaran Rp 20–30 juta. Sedangkan lampu kapasitas besar 128–150 watt, yang umumnya dipakai BUMN, pelabuhan, dan fasilitas industri, ada pada kisaran Rp 30–44 juta. Angka ini sudah mencakup panel surya, baterai lithium Lifepo4, tiang PJU oktagonal, controller, braket, dan perlengkapan instalasi standar.

Faktor-faktor utama yang memengaruhi biaya Lampu Jalan Solar Cell TKDN antara lain:

  • Kapasitas panel surya dan baterai. Semakin besar panel (150–300 Wp) dan kapasitas baterai (20–40 Ah), semakin tinggi harganya.

  • Galvanisasi tiang PJU. Tiang galvanis hot-dip 75–85 mikron tentu lebih mahal, tetapi tahan karat hingga 30 tahun.

  • Lokasi pemasangan. Proyek di daerah pegunungan, pulau kecil, atau area pesisir sering membutuhkan transportasi tambahan.

  • Fitur IOT atau sensor gerak. Sistem smart lighting, sensor dimming, atau remote monitoring menambah biaya namun meningkatkan efisiensi.

Dari pengalaman lapangan, penggunaan lampu solar cell berkapasitas menengah seperti 110W untuk jalan lingkungan memberi hasil paling stabil dan minim masalah. Penggunaan watt terlalu kecil sering menyebabkan cahaya kurang merata, terutama untuk desa yang memiliki jalan lebar. Sementara untuk area industri dan BUMN, sistem modular 3-in-1 memberi fleksibilitas dan daya tahan lebih baik saat terjadi angin kencang.

Cara memilih spesifikasi sesuai kebutuhan instansi:

  • Desa: Sistem Two-in-One 60–110W cukup ideal. Pencahayaannya kuat, biaya terjangkau, dan instalasinya cepat tanpa kabel panjang.

  • Dishub Kota/Kabupaten: Dianjurkan menggunakan 110–150W agar area jalan raya dan perempatan mendapat intensitas cahaya optimal.

  • BUMN (KAI, MRT, Pelindo, Pertamina): Sistem modular 3-in-1 dengan panel 300Wp memberikan daya simpan lebih besar dan performa yang lebih stabil.

  • Sekolah Rakyat & Kemensos: Sistem AIO dan 2in1 lebih efisien karena hemat biaya, mudah dipasang, dan minim perawatan.

Di setiap proyek yang saya temui, pemilihan watt yang tepat seringkali lebih menentukan hasil dibanding sekadar memilih harga terendah. Banyak instansi mengeluhkan lampu cepat redup atau gagal charging karena kapasitas panel tidak sebanding dengan kebutuhan watt. Pengalaman itu menunjukkan bahwa pemilihan spesifikasi harus selalu mempertimbangkan intensitas matahari setempat, kondisi angin, dan tujuan jangka panjang instansi.


Bagaimana Proses Instalasi Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Proses instalasi Lampu Jalan Solar Cell TKDN membutuhkan serangkaian tahap teknis yang harus dilakukan secara sistematis agar sistem dapat bekerja maksimal selama bertahun-tahun. Instalasi yang tepat bukan hanya memastikan lampu menyala stabil, tetapi juga melindungi komponen panel dan baterai dari kerusakan dini.

READ  Jual Tiang Penerangan Jalan Umum di Surabaya

Tahap instalasi dari survey hingga uji fungsi meliputi:

  1. Survey lokasi. Menilai kontur tanah, arah sinar matahari, potensi shading pepohonan, dan akses mobil crane atau manual.

  2. Pemilihan tiang dan panel. Tiang oktagonal galvanis dipilih sesuai beban panel dan tinggi area pemasangan. Panel disesuaikan dengan kebutuhan watt.

  3. Penentuan orientasi matahari. Panel harus menghadap utara–timur laut untuk memaksimalkan penyerapan energi di wilayah Indonesia.

  4. Pemasangan fondasi. Fondasi beton K-225 atau K-250 digunakan untuk memastikan tiang kokoh.

  5. Instalasi wiring dan controller. Semua kabel DC dipasang dalam conduit untuk mencegah kelembapan.

  6. Uji fungsi (commissioning). Meliputi pengecekan charging panel, voltase baterai, konsumsi arus lampu LED, dan fungsi sensor.

Proses instalasi yang lengkap biasanya membutuhkan 1–3 hari per titik, tergantung tinggi tiang, kondisi tanah, dan jarak antar lokasi. Untuk proyek desa dengan akses mudah, pemasangan sering selesai dalam satu hari.

Pengalaman saya, instalasi yang baik hampir selalu ditentukan oleh kualitas survey awal. Kesalahan umum seperti panel terhalang pepohonan atau tiang dipasang tidak presisi sering menyebabkan lampu tidak bisa charging maksimal. Karena itu, survey wajib dilakukan oleh teknisi yang paham arah matahari dan standar pemasangan solar cell.

Tips instalasi aman Lampu Jalan Solar Cell TKDN:

  • Gunakan lokasi yang bebas shading minimal 10 tahun ke depan (hindari dekat pohon besar).

  • Cek kembali struktur tiang, baut anchor, dan kwalitas galvanisasi.

  • Lakukan tes baterai, solar controller, dan fungsi lampu sebelum serah terima.

  • Pastikan panel dipasang dengan sudut kemiringan ideal 10–15° untuk iklim Indonesia.

  • Gunakan waterproofing tambahan pada konektor DC untuk mencegah karat.

Dengan mengikuti prosedur instalasi yang benar, Lampu Jalan Solar Cell TKDN dapat berfungsi optimal selama puluhan tahun tanpa membutuhkan biaya listrik maupun perawatan berkala yang mahal.

📌 Konsultasi Proyek → www.pjusolarcellindonesia.comHubungi kami

Apa Perbedaan AIO, Two-in-One, dan 3-in-1 dalam Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Lampu Jalan Solar Cell TKDN hadir dalam tiga jenis sistem utama: All-in-One (AIO), Two-in-One, dan 3-in-1. Ketiganya memiliki karakter teknis, keunggulan, dan tingkat efisiensi berbeda untuk proyek desa, kota, hingga BUMN. Memahami perbedaan ini sangat penting, karena pemilihan yang salah dapat membuat lampu tidak optimal atau tidak sesuai standar kebutuhan instansi.

Sistem AIO (All-in-One) merupakan model paling ringkas, di mana panel, baterai lithium, dan lampu LED menyatu dalam satu unit. Sistem ini sangat cocok untuk sekolah rakyat, area perumahan, dan proyek desa yang membutuhkan instalasi cepat dan minim perawatan. Keuntungannya terletak pada desain yang sederhana, biaya yang lebih murah, dan pemasangan yang hanya memerlukan braket dan tiang. Namun, karena panel menyatu, area penyerapan cahaya kadang terbatas untuk lokasi yang memiliki shading atau sudut matahari yang kurang ideal.

Sistem Two-in-One memiliki panel terpisah dari lampu, namun baterai tetap menyatu di dalam lampu LED. Konsep ini memberi fleksibilitas lebih besar dalam penempatan panel dan memungkinkan penyerapan energi yang lebih optimal. Tidak heran jika jenis ini menjadi pilihan favorit Dishub kota/kabupaten, terutama untuk penerangan jalan protokol dan perumahan padat. Panel terpisah juga membuat sistem lebih stabil pada musim hujan atau saat cahaya matahari terhalang setengah hari.

Sementara itu, sistem 3-in-1 atau sistem modular premium adalah versi paling tangguh dengan panel besar 300Wp, baterai kotak terpisah, dan lampu LED berdaya tinggi. Sistem ini digunakan oleh BUMN, smart-city, pelabuhan, kawasan industri, proyek KAI, dan infrastruktur penting lainnya. Keunggulannya adalah umur pakai panjang, kapasitas baterai besar, dan kemampuan menghadapi beban angin ekstrem hingga 50 m/s.

“Sistem modular 3-in-1 berada di level tertinggi dalam efisiensi energi dan ketahanan lingkungan. Dengan panel besar dan baterai terpisah, sistem ini dirancang untuk kebutuhan infrastruktur berskala besar yang menuntut keandalan jangka panjang.” — Dr. Ir. Bima Ardhito, Peneliti Energi Surya BPPT.

Dalam pengalaman proyek besar, sistem 3-in-1 memberi hasil paling stabil selama musim hujan, terutama di lokasi industri yang operasional 24 jam dan membutuhkan penerangan konstan. Sistem ini juga lebih mudah di-upgrade jika instansi ingin menambah fitur IoT atau smart-dimming.


Bagaimana Menghitung Kebutuhan PJU Solar Cell untuk Proyek Desa, Kota, dan BUMN?

Menghitung kebutuhan Lampu Jalan Solar Cell TKDN tidak bisa asal menentukan watt dan jarak pemasangan. Setiap wilayah — desa, jalan kota, hingga kawasan industri BUMN — memiliki standar jarak, tinggi tiang, dan tingkat luminasi yang berbeda.

Pertama, menentukan jarak ideal antar tiang. Secara umum, jarak aman berada di kisaran 25–35 meter. Jalan desa yang lebarnya 4–6 meter bisa memakai jarak 25 meter, sementara jalan kota 6–9 meter memakai jarak 30–35 meter. Jika jarak terlalu jauh, cahaya menjadi tidak merata dan menimbulkan titik gelap.

READ  SPESIFIKASI PRODUK PJU SOLAR CELL ALL IN ONE 120W

Kedua, menentukan tinggi tiang sesuai kebutuhan penerangan:

  • 7 meter → Desa, perumahan, gang lingkungan

  • 8–9 meter → Jalan kota, kawasan sekolah, jalan kabupaten

  • 10–12 meter → Area industri, pelabuhan, BUMN, bandara

Tiang yang lebih tinggi memberikan distribusi cahaya lebih luas, namun membutuhkan panel dan baterai yang juga lebih besar agar pencahayaannya stabil.

Salah satu hal paling penting adalah menghitung ROI (Return on Investment) dalam jangka 10 tahun. Perbedaan biaya operasional PJU PLN vs PJU solar sangat signifikan. Dengan menggunakan standar biaya listrik tahunan, pemeliharaan kabel, dan penggantian MCB, total biaya PLN dapat mencapai nilai yang jauh lebih besar dibanding solar cell. Lampu Jalan Solar Cell TKDN memberikan penghematan hingga 80% dan umumnya balik modal dalam 5–6 tahun.

Dalam banyak proyek desa, ROI dapat lebih cepat karena PJU solar tidak memerlukan jaringan kabel dan panel distribusi yang biasanya menelan anggaran besar. Pada proyek BUMN, penggunaan sistem modular memberikan keuntungan jangka panjang berupa umur pakai lebih panjang dan minim downtime.

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa instansi yang melakukan perhitungan ROI sejak awal lebih mudah mendapatkan persetujuan anggaran. Perbandingan biaya 10 tahun adalah alat paling efektif untuk menunjukkan efisiensi energi kepada auditor dan tim anggaran.


Bagaimana Memilih Distributor Lampu Jalan Solar Cell TKDN yang Resmi?

Memilih distributor resmi di Indonesia sangat krusial karena proyek pemerintah dan BUMN harus memenuhi standar ketat seperti sertifikasi SNI, TKDN, serta laporan QC. Kesalahan memilih vendor bisa menyebabkan lampu tidak sesuai standar, audit bermasalah, atau unit gagal berfungsi setelah beberapa bulan.

Checklist memilih vendor Lampu Jalan Solar Cell TKDN:

  • Memiliki sertifikasi SNI pada lampu, panel, dan tiang PJU.

  • Memenuhi nilai TKDN sesuai regulasi, minimal 40%.

  • Menyediakan laporan QC seperti uji ketebalan galvanis, uji lumen, dan uji baterai.

  • Memiliki ready stock panel, baterai lithium, dan tiang PJU oktagonal.

  • Menyediakan garansi resmi 2 tahun untuk lampu dan baterai.

Memilih vendor abal-abal membawa risiko serius. Baterai bisa cepat drop dalam 6–12 bulan, panel sering tidak sesuai Wp, lampu redup saat musim hujan, bahkan proyek tidak lolos audit karena dokumen TKDN atau SNI tidak valid. Banyak kasus di lapangan menunjukkan proyek harus memasang ulang seluruh titik lampu akibat vendor tidak menyediakan laporan QC yang benar.

DBSN menjadi salah satu pilihan utama instansi dan BUMN karena menyediakan produk bersertifikat, layanan teknisi profesional, stok lengkap, dan dukungan instalasi di seluruh Indonesia. Selain itu, DBSN memberikan garansi resmi 2 tahun dan after-sales yang responsif untuk memastikan lampu solar cell bekerja optimal selama masa operasional.

📌 Download Katalog & Penawaran Resmi → www.pjusolarcellindonesia.comHubungi kami

FAQ – People Also Ask (PAA)

1. Berapa harga Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Harga Lampu Jalan Solar Cell TKDN berada di kisaran Rp 15–44 juta per unit, tergantung watt (85W, 110W, 128–150W), kapasitas panel surya, tipe baterai lithium Lifepo4, serta model sistem (AIO, 2in1, 3in1). Harga dapat berubah sesuai lokasi pemasangan dan spesifikasi tiang PJU oktagonal.


2. Apa itu Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Lampu Jalan Solar Cell TKDN adalah PJU tenaga surya yang memenuhi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri minimal 40% sesuai regulasi pemerintah. Produk TKDN digunakan pada proyek pemerintah, BUMN, dan program desa karena mendukung industri nasional dan mempermudah proses audit.


3. Berapa umur pakai baterai Lithium Lifepo4?

Baterai Lithium Lifepo4 memiliki umur pakai 8–10 tahun, lebih tahan panas, dan memiliki deep cycle tinggi. Baterai ini adalah standar utama untuk PJU solar karena stabil, aman, dan cocok untuk iklim tropis Indonesia.


4. Apa keunggulan PJU solar dibanding PJU PLN?

  • Tidak memerlukan biaya listrik (zero watt PLN).

  • Instalasi lebih cepat dan tidak butuh kabel panjang.

  • Tahan blackout & cocok untuk desa terpencil.

  • Perawatan jauh lebih rendah.

  • Mendukung program EBT dan efisiensi anggaran pemerintah.


5. Seberapa kuat tiang PJU oktagonal untuk panel surya?

Tiang oktagonal galvanis hot-dip memiliki ketebalan 75–85 mikron dan daya tahan 20–30 tahun. Bentuk delapan sisi membuatnya lebih stabil terhadap angin hingga 50 m/s, sehingga menjadi standar tiang untuk panel surya dan proyek Dishub–PUPR.


6. Berapa jarak ideal antar Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Jarak ideal antar tiang adalah 25–35 meter, tergantung tinggi tiang dan watt lampu. Tiang 7 meter cocok untuk desa, sedangkan tiang 8–12 meter digunakan untuk jalan kota dan kawasan industri.


7. Sistem apa yang lebih baik: AIO, 2in1, atau 3in1?

  • AIO: paling ringkas, cocok sekolah & desa.

  • Two-in-One: panel terpisah, penyerapan energi lebih maksimal, cocok jalan kota.

  • 3-in-1: sistem modular premium untuk BUMN, pelabuhan, dan smart-city.

Pilihan terbaik tergantung kebutuhan luminasi dan anggaran instansi.


8. Bagaimana cara memastikan vendor solar cell resmi dan bersertifikat?

Pilih vendor yang memiliki:

  • Sertifikat SNI

  • Nilai TKDN valid

  • Laporan QC lengkap

  • Garansi minimal 2 tahun

  • Ready stock panel, baterai, dan tiang PJU

  • Rekam jejak proyek instansi


9. Berapa lama instalasi Lampu Jalan Solar Cell TKDN?

Durasi instalasi sekitar 1–3 hari per titik, mulai dari survey lokasi, pemasangan tiang, orientasi panel surya, wiring, hingga uji fungsi (commissioning).


10. Apakah cocok digunakan di pesisir atau daerah berangin?

Ya. Dengan tiang oktagonal galvanis hot-dip, bracket anti-karat, dan baterai Lifepo4, sistem solar cell TKDN sangat cocok untuk pesisir, dataran tinggi, hingga kawasan industri berat dengan angin kencang.


📌 CTA — Dapatkan Penawaran & Katalog Resmi Lampu Jalan Solar Cell TKDN

Ingin RAB, konsultasi watt, atau rekomendasi spesifikasi untuk proyek desa, Dishub, atau BUMN?Hubungi kami
👉 Download katalog & hubungi tim DBSN di www.pjusolarcellindonesia.com

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *