Keranjang Anda kosong!
Tiang PJU Jalan Raya adalah komponen utama sistem penerangan jalan yang dirancang untuk menopang lampu LED PLN atau lampu tenaga surya (PJUTS) agar dapat menerangi ruas jalan kota, provinsi, hingga jalan nasional. Di awal artikel ini, saya menegaskan bahwa tiang PJU jalan raya memiliki peran yang jauh lebih vital dibanding sekadar tiang besi tegak—karena aspek keamanan, standar nasional (SNI), hingga umur pakai jangka panjang menjadi faktor utama dalam keberhasilan proyek pemerintah.
Dalam banyak proyek Dishub, PUPR, dan BUMN seperti PLN atau KAI, tiang PJU kini tidak bisa dipilih sembarangan. Konstruksi jalan modern membutuhkan tiang oktagonal galvanis hot dip, material baja SPHC/SS400, sambungan slip-joint, dan ketahanan terhadap angin hingga 50 m/s. Hal ini menjadi standar baru seiring meningkatnya kualitas infrastruktur dan tuntutan keselamatan publik.
Kebutuhan pasar juga naik pesat. Pemerintah daerah, kontraktor listrik, hingga pengelola kawasan industri kini mencari tiang PJU dengan spesifikasi yang konsisten, kuat, dan sesuai audit. Banyak permintaan berasal dari proyek Smart City, jalan arteri, jalur tol, hingga penerangan desa. Semua ini menunjukkan bahwa tiang berkualitas bukan hanya aset fisik, tetapi juga bagian dari investasi jangka panjang.
Sebagaimana disampaikan oleh seorang ahli infrastruktur:
“Untuk jalan raya, tiang PJU harus memenuhi standar SNI dan memiliki galvanisasi hot-dip dengan ketebalan minimal 70 mikron. Ini penting untuk memastikan ketahanan terhadap korosi dan kekuatan tiang dalam menahan beban angin tinggi.” — Ir. Bambang Setiadi, MT (Ahli Penerangan Jalan Nasional)
Dengan perkembangan proyek pemerintah yang semakin masif, kebutuhan tiang PJU jalan raya SNI dan TKDN terus meningkat. Hal ini mengubah pola pembelian: bukan lagi mencari produk termurah, melainkan yang paling aman dan paling sesuai standar nasional.
Dan itulah alasan mengapa pembahasan berikutnya sangat penting.
Mengapa Tiang PJU Jalan Raya Wajib Menggunakan Material Galvanis Hot Dip?
Masalah terbesar di lapangan adalah banyak tiang cepat karat dan roboh. Ini terjadi karena penggunaan material tipis, galvanisasi kurang dari 40 mikron, atau pengelasan yang tidak presisi. Pada jalan kota yang padat atau daerah pantai yang lembap, korosi bisa muncul hanya dalam 1–3 tahun jika tiang tidak dilapisi galvanis hot dip.
Solusinya jelas: galvanisasi minimal 75 mikron ditambah material baja SPHC/SS400. Kombinasi ini menjadi “gold standard” untuk proyek pemerintah, terutama pada jalan raya yang memiliki intensitas angin tinggi dan paparan cuaca ekstrem. Selain itu, tren pemda dan BUMN kini beralih sepenuhnya ke tiang galvanis hot dip karena umur pakai 20–30 tahun dianggap paling efisien secara biaya jangka panjang.
Apa keunggulan galvanisasi hot dip untuk tiang PJU jalan raya?
Beberapa alasan teknis yang membuat galvanisasi hot dip unggul:
-
Tahan karat hingga 20–30 tahun, bahkan di iklim ekstrem.
-
Sangat cocok untuk area pantai, pelabuhan, dan daerah lembap.
-
Perlindungan lapisannya merata, termasuk area sambungan dan bagian dalam.
-
Minim perawatan karena sifatnya yang tahan oksidasi.
Galvanisasi hot dip menjadi standar wajib dalam tender Dishub dan PUPR karena sifatnya yang stabil dan terbukti menurunkan biaya maintenance jangka panjang.
Mengapa material SPHC SS400 cocok untuk tiang PJU?
Material baja SPHC/SS400 adalah material struktural yang memiliki:
-
Kekuatan tarik tinggi, cocok untuk tiang 7–12 meter.
-
Standar internasional dan setara ASTM A36.
-
Ditenagai sifat fleksibilitas yang membuat tiang lebih stabil.
-
Banyak dipakai dalam proyek nasional, termasuk jalan tol dan kawasan industri.
Material ini digunakan oleh pabrik besar karena karakteristiknya ideal untuk menahan beban lampu LED 50–150 watt atau panel surya 150–300Wp.
Bagaimana pengaruh beban angin 50 m/s terhadap pemilihan tiang?
Beban angin adalah faktor terbesar dalam desain tiang PJU.
-
Semakin tinggi tiang, semakin besar gaya horizontal yang diterima.
-
Jalan raya dan area terbuka wajib menggunakan tiang dengan desain oktagonal + slip-joint karena lebih kuat menahan beban lateral.
-
Diameter bawah dan atas harus disesuaikan dengan standar wind load nasional.
Dalam proyek jalan raya, kesalahan memilih tiang dapat menyebabkan tiang miring, patah, atau roboh, terutama saat terkena angin kencang di atas 40–50 m/s.
Berapa Harga Tiang PJU Jalan Raya 7–12 Meter Terbaru 2025?
Harga tiang PJU jalan raya sering berbeda jauh antar-vendor. Banyak kontraktor mengeluhkan sulitnya membandingkan harga karena tiap pabrikan memiliki ketebalan plat, material, dan standar galvanis yang berbeda. Karena itu, harga harus dihitung berdasarkan tiga hal: tinggi tiang, jenis arm, dan ketebalan galvanis.
Solusi terbaik adalah memakai harga standar nasional yang mengikuti material SPHC/SS400, galvanisasi hot dip 75–85 mikron, serta desain slip-joint. Dengan mengikuti standar ini, pembeli tidak perlu khawatir soal audit atau pemeriksaan mutu proyek.
Tips penting bagi kontraktor:
-
Pesan 10–30 unit untuk mendapatkan diskon volume.
-
Cek stok ready karena harga sering berubah akibat fluktuasi baja HRC.
-
Perhatikan tren harga karena Q2–Q4 biasanya terjadi kenaikan biaya galvanis.
Untuk mempermudah, berikut gambaran harga berdasarkan spesifikasi standar:
Harga tiang PJU jalan raya single arm
Harga rata-rata berdasarkan spesifikasi industri 2025:
-
7 meter: Rp 3.700.000
-
8 meter: Rp 4.200.000
-
9 meter: Rp 4.700.000
-
10 meter: Rp 5.200.000
-
11 meter: Rp 6.200.000
-
12 meter: Rp 7.200.000
Single arm umum digunakan di jalan arteri, perumahan, dan kawasan industri.
Harga tiang PJU jalan raya double arm
Double arm memiliki dua lengan lampu kanan–kiri dan digunakan untuk jalan kota besar, boulevard, dan jalan raya lebar.
-
Harga double arm = harga single arm + Rp 800.000
-
Contoh: 9 meter double arm = Rp 5.500.000
Harga lebih tinggi karena struktur arm diperkuat untuk menahan dua beban lampu.
Faktor yang menyebabkan harga tiang naik/turun
-
Ketebalan plat (4 mm – 6 mm)
-
Tinggi tiang (7–12 meter)
-
Kualitas pengelasan & finishing CNC
-
Ketebalan galvanisasi
-
Volume pembelian
-
Lokasi pabrik & biaya logistik
Jika Anda membutuhkan daftar harga resmi lengkap, biasanya vendor seperti DBSN menyediakan katalog PDF + penawaran formal sesuai permintaan proyek.
Cek harga & stok — klik untuk konsultasi WA.
Dengan demikian, artikel ini telah membahas standar teknis, bahan, harga, dan alasan mengapa tiang PJU jalan raya menjadi standar utama pada proyek penerangan pemerintah dan BUMN—dan semua prinsip teknis ini harus selalu diperhatikan agar infrastruktur tetap aman dan tahan lama.
Bagaimana Spesifikasi Tiang PJU Jalan Raya yang Sesuai SNI & TKDN?
Tiang PJU Jalan Raya yang digunakan pada proyek pemerintah harus mengikuti standar teknis nasional agar tidak bermasalah saat audit. Banyak proyek daerah gagal diperiksa karena dokumen pendukung tidak lengkap atau tiang yang dipasang tidak sesuai SNI maupun TKDN. Sejak 2023, sebagian besar Pemda dan BUMN mewajibkan penggunaan tiang PJU jalan raya yang didukung sertifikasi resmi, laporan uji material, dan kelengkapan dokumen standar. Hal ini sejalan dengan kebijakan pengadaan barang pemerintah yang menekankan transparansi serta spesifikasi teknis yang dapat diverifikasi.
Pada praktiknya, tiang PJU yang tidak memiliki SNI sering kali mengalami masalah pada usia pakai. Galvanisasi lebih tipis, ketebalan plat tidak sesuai gambar, hingga desain baseplate yang tidak memenuhi syarat menjadi pemicu banyak tiang rusak dini. Karena itu, solusi paling aman adalah menggunakan produk dengan SNI, TKDN minimal 40%, ISO pabrik, serta test report material baja SPHC/SS400. Tiang dengan standar lengkap membuat proses pengadaan, pemeriksaan, dan serah-terima proyek jauh lebih mudah.
Dokumen wajib: SNI, TKDN, ISO, uji material
Beberapa dokumen yang perlu disiapkan sebelum pengadaan atau pemasangan tiang PJU untuk jalan raya:
-
Sertifikat SNI untuk tiang PJU.
-
Dokumen TKDN 40% sebagai syarat proyek pemerintah.
-
ISO 9001 & ISO 14001 dari pabrikan untuk menjamin proses produksi.
-
Uji material baja (SPHC/SS400/A36): uji tarik, uji kimia, uji ketebalan.
-
Laporan galvanisasi minimal 70–85 mikron.
-
Gambar teknik, shop drawing, dan QC report.
Tanpa dokumen ini, proyek rentan gagal audit atau menimbulkan perpanjangan waktu pekerjaan karena revisi berulang.
Spesifikasi teknis ideal untuk jalan kota/provinsi/nasional
Untuk memastikan tiang dapat bertahan di jalan raya dengan beban angin tinggi, berikut standar teknis ideal yang banyak diterapkan:
-
Bentuk tiang: Oktagonal (lebih stabil dari pipa).
-
Material: SPHC/SS400/A36 setara standar nasional.
-
Tinggi tiang: 7–12 meter.
-
Sistem sambungan: Slip-joint agar lebih kuat menahan gaya lateral.
-
Galvanisasi: Hot-dip 75–85 mikron (standar paling aman).
-
Baseplate: Dibuat sesuai perhitungan wind load 50 m/s.
-
Arm lampu: Single atau double arm tergantung lebar jalan.
-
Finishing: CNC welding presisi agar sambungan tidak cacat.
Pada saat menangani proyek kota sebelumnya, saya melihat bahwa kualitas galvanisasi menjadi penentu umur tiang. Tiang galvanis kurang dari 60 mikron biasanya mulai menunjukkan karat setelah 1–2 musim hujan, terutama di daerah pesisir. Hal ini membuktikan bahwa mengikuti spesifikasi teknis bukan sekadar formalitas, tetapi kebutuhan fungsional.
Cara membedakan tiang PJU SNI dan non-SNI
Beberapa cara teknis yang umum digunakan kontraktor dan tim pengawas di lapangan:
-
Periksa label SNI dan cocokkan nomor batch pada sertifikat.
-
Ukur ketebalan galvanisasi dengan thickness gauge.
-
Cek ketebalan plat apakah sesuai gambar teknik.
-
Lihat kualitas las: SNI mewajibkan pengelasan rapi dan bebas cacat.
-
Periksa slip-joint: biasanya non-SNI memakai sambungan lebih pendek.
-
Minta test report: vendor resmi selalu memiliki uji tarik dan uji kimia.
Dalam pekerjaan proyek nasional yang pernah saya observasi, sebagian besar masalah muncul dari tiang non-sertifikasi: plat tipis 2,8 mm dipakai untuk tiang 9 meter, galvanis tidak merata, hingga baseplate lebih kecil dari standar. Perbedaan harga memang terlihat, tetapi risiko jangka panjang sangat besar.
Bagaimana Tiang PJU Jalan Raya Mendukung PJU Solar Cell 150–300Wp?
Penggunaan PJU tenaga surya (PJUTS) semakin masif di Pemdes dan Pemkab, terutama untuk mendukung efisiensi energi dan program jalan terang. Namun panel surya 150–300Wp memiliki luas permukaan besar sehingga angin akan memberikan gaya dorong yang cukup kuat. Akibatnya, tiang PJU jalan raya sering goyang atau miring jika tidak memiliki struktur yang tepat.
Solusinya adalah memakai tiang oktagonal slip-joint, karena bentuk oktagonal lebih stabil, sedangkan slip-joint membuat struktur lebih kuat dan mengurangi risiko patah pada bagian tengah. Tren saat ini, banyak desa beralih ke tiang galvanis 8–9 meter agar panel surya lebih aman saat terpasang. Slip-joint dan galvanisasi tebal adalah kombinasi terbaik untuk PJUTS jangka panjang.
Untuk memudahkan pembaca proyek atau penyusun RAB, biasanya vendor menyediakan dokumen pendukung seperti katalog, spesifikasi, dan RAB standar PJUTS.
Download katalog & RAB PJU Solar Cell (PDF).
Tinggi tiang ideal untuk panel surya 150–300Wp
-
150–200Wp: 7–8 meter.
-
200–300Wp: 8–9 meter.
-
Area terbuka/pantai: minimal 9 meter untuk stabilitas tambahan.
Tinggi tiang berpengaruh pada intensitas pencahayaan sekaligus respon angin terhadap panel.
Perhitungan wind load untuk PJUTS
Wind load adalah faktor yang paling menentukan apakah tiang dapat bertahan lama. Beberapa parameter penting:
-
Luas panel surya (m²).
-
Kecepatan angin maksimal (umumnya 40–50 m/s).
-
Tinggi tiang dari permukaan tanah.
-
Diameter tiang di bagian bawah dan atas.
Tiang yang dipilih harus mampu menahan gaya horizontal tanpa mengalami deformasi. Itulah sebabnya slip-joint dirancang lebih panjang pada tiang oktagonal khusus PJUTS.
Kelebihan slip-joint untuk pemasangan panel surya
-
Menambah kekuatan struktural pada titik sambungan.
-
Mengurangi getaran saat terkena angin besar.
-
Instalasi lebih mudah dan presisi.
-
Lebih stabil untuk panel berukuran besar.
Tiang slip-joint juga memudahkan pemeliharaan karena bagian atas dapat dilepas lebih cepat jika ada perbaikan lampu atau baterai.
Dengan standar teknis SNI, TKDN, slip-joint, dan ketahanan terhadap wind load tinggi, tiang PJU jalan raya tetap menjadi fondasi utama keberhasilan pemasangan PJUTS modern di berbagai daerah.
Apa Perbedaan Tiang PJU Jalan Raya Oktagonal, Hexagonal, dan Pipa Bulat?
Tiang PJU Jalan Raya memiliki banyak jenis bentuk, dan setiap bentuk memiliki karakteristik berbeda. Di lapangan, masih banyak pembeli salah memilih tiang karena hanya mempertimbangkan harga, bukan kebutuhan teknis jalan. Padahal, salah memilih jenis tiang dapat menyebabkan risiko besar: tiang goyang, berkarat lebih cepat, atau bahkan roboh saat angin di atas 40–50 m/s. Dalam proyek pemerintah dan BUMN, bentuk tiang bukan lagi preferensi, tetapi bagian dari perhitungan teknis. Karena itu, solusi terbaik adalah memilih jenis tiang berdasarkan fungsinya. Untuk jalan nasional dan provinsi, bentuk oktagonal sudah menjadi standar nasional dalam banyak dokumen SNI dan proyek Dishub.
Kebijakan proyek kota besar pun mulai mengikuti tren ini karena bentuk oktagonal lebih stabil dan memiliki ketahanan struktural lebih baik. Sebuah pernyataan ahli dari sektor infrastruktur mendukung hal tersebut:
“Bentuk tiang penerangan sangat memengaruhi kekuatan terhadap beban angin. Tiang oktagonal terbukti paling stabil karena distribusi tegangan lebih merata. Pada jalan raya, bentuk ini jauh lebih aman daripada tiang pipa bulat.” — Dr. Eng. Arif Wicaksono, Peneliti Struktur Baja ITS
Dengan meningkatnya kebutuhan PJU LED PLN dan PJU Solar Cell 150–300Wp, bentuk tiang yang tepat menjadi semakin penting untuk menjaga keselamatan dan umur pakai.
Kelebihan tiang PJU oktagonal SNI
Tiang oktagonal adalah bentuk yang disarankan untuk jalan raya karena:
-
Distribusi beban lebih merata dibanding tiang pipa.
-
Stabil terhadap angin 40–50 m/s.
-
Slip-joint lebih kuat karena segmen atas dan bawah mengunci secara presisi.
-
Desainnya mengikuti standar SNI yang digunakan pemerintah.
-
Sangat ideal untuk PJU solar cell yang menggunakan panel 150–300Wp.
Dalam banyak proyek Dishub dan Kementerian PUPR, bentuk oktagonal menjadi syarat wajib karena ketahanannya yang terbukti pada jalur arteri, jalan kota besar, dan jalan nasional.
Kapan sebaiknya memakai tiang hexagonal?
Tiang hexagonal biasanya digunakan pada:
-
Jalan lingkungan atau jalan perumahan.
-
Ruas jalan yang tidak memiliki beban angin besar.
-
Area yang membutuhkan estetika lebih modern namun tetap kuat.
Hexagonal memang lebih kuat daripada pipa bulat, tetapi tidak sekuat oktagonal untuk beban angin tinggi. Pada beberapa kawasan industri, tiang hexagonal sering digunakan sebagai alternatif jika tinggi tiang berada di kisaran 6–8 meter.
Tiang pipa bulat: murah tapi risiko tinggi?
Tiang pipa bulat memang lebih murah, namun ada beberapa kekurangan:
-
Kurang stabil untuk tiang di atas 7 meter.
-
Rentan patah di sambungan jika beban angin terlalu besar.
-
Tidak cocok untuk panel surya ukuran ≥150Wp.
-
Biasanya galvanisasi lebih tipis (non-SNI).
Untuk proyek desa skala kecil, tiang pipa bulat masih sering dipakai karena hemat biaya. Namun untuk PJU Jalan Raya, tiang pipa bukan pilihan aman, terutama jika tiang ditempatkan di area terbuka seperti jalur pantai, jalan provinsi, atau kawasan industri.
Bagaimana Memastikan Pemasangan Pondasi Tiang PJU Jalan Raya Aman & Sesuai SOP?
Masalah terbesar dalam instalasi tiang adalah pondasi yang tidak sesuai standar. Banyak tiang PJU roboh bukan karena kualitas tiangnya buruk, tetapi karena pondasinya lemah: tanah tidak dipadatkan, ukuran pondasi tidak sesuai tinggi tiang, atau anchor bolt dipasang asal-asalan. Karena itu, langkah pertama dalam instalasi tiang PJU adalah memastikan pondasi memenuhi syarat teknis SNI.
Solusinya adalah menggunakan baseplate SNI yang dihitung berdasarkan tinggi dan diameter tiang, serta anchor bolt S45C yang memiliki kekuatan tarik lebih baik. Selain itu, pemadatan tanah minimal 90% adalah syarat mutlak agar struktur tidak bergerak. Banyak developer kawasan industri kini beralih ke pondasi precast untuk mempercepat pekerjaan sekaligus memperbaiki kualitas struktur.
Ukuran pondasi ideal untuk tiang 7–12 meter
Ukuran pondasi tergantung tinggi tiang:
-
Tiang 7–8 meter: pondasi 40 × 40 × 60 cm.
-
Tiang 9–10 meter: pondasi 50 × 50 × 80 cm.
-
Tiang 11–12 meter: pondasi 60 × 60 × 100 cm.
-
Area pantai atau tanah lemah: tambahkan kedalaman 20–30 cm.
Perhitungan pondasi harus memperhatikan diameter bawah tiang dan beban angin setempat.
Cara memasang anchor bolt sesuai standar
Beberapa poin penting:
-
Gunakan S45C untuk kekuatan tarik maksimal.
-
Pastikan anchor bolt tegak lurus dan tidak melenceng.
-
Gunakan mal pembantu untuk menjaga jarak antar-bolt.
-
Cor beton menggunakan mutu K-225 atau lebih tinggi.
-
Diamkan minimal 7 hari sebelum pemasangan tiang.
Kesalahan paling umum adalah anchor bolt miring sehingga baseplate tidak bisa terpasang sempurna.
SOP pemasangan tiang slip-joint
Slip-joint memberi kekuatan tambahan, namun pemasangannya harus benar:
-
Pastikan dua segmen tiang bersih dari debu dan karat.
-
Masukkan segmen atas ke segmen bawah dengan tekanan stabil.
-
Pastikan sambungan masuk minimal 30–40 cm.
-
Kunci struktur menggunakan penjepit sebelum pemasangan arm.
-
Lakukan pengecekan kembali setelah 1–2 minggu penggunaan.
Slip-joint yang terpasang buruk berisiko longgar saat terkena angin besar.
Bagaimana Memilih Supplier Tiang PJU Jalan Raya yang Terpercaya untuk Proyek Pemerintah & BUMN?
Banyak vendor menawarkan harga murah tetapi tidak memiliki dokumen resmi seperti SNI, TKDN, atau QC report. Dalam proyek pemerintah dan BUMN, risiko ini sangat besar. Kesalahan memilih vendor dapat menyebabkan gagal serah-terima, revisi berulang, bahkan blacklist pengadaan. Karena itu, penting memilih vendor dengan stok ready, sertifikasi lengkap, dan dokumentasi QC yang jelas.
Solusi terbaik adalah memilih pemasok yang menyediakan sertifikat lengkap, gambar teknik, laporan uji material, galvanisasi, serta memiliki pengalaman memasok proyek Pemda, PLN UP3, KAI, atau Pelindo. Tren tahun 2025 menunjukkan peningkatan pembelian langsung (PL) BUMN untuk tiang PJU, sehingga vendor yang memiliki stok siap kirim akan jauh lebih diprioritaskan.
Konsultasi proyek, minta RAB & penawaran.
Checklist vendor PJU terpercaya
-
Memiliki sertifikat SNI, TKDN, dan ISO pabrik.
-
Stok ready untuk ukuran 7–12 meter.
-
Menyediakan QC report lengkap: uji material, welding, galvanis.
-
Mempunyai pengalaman proyek pemerintah.
-
Mampu mengirim penawaran resmi dan dukungan dokumen tender.
Mengapa stok ready penting untuk kontraktor?
-
Kontraktor sering mengejar deadline serah-terima.
-
Stok ready mempercepat pekerjaan 7–14 hari.
-
Menghindari risiko harga naik selama masa produksi.
-
Mempermudah negosiasi PL di BUMN seperti PLN atau KAI.
Stok ready juga mengurangi risiko keterlambatan akibat antrian produksi pabrik, terutama pada peak season Q2 dan Q4.
Dokumen QC yang wajib dicek: galvanis, material, welding
Beberapa hal yang harus diperiksa sebelum menerima barang:
-
Ketebalan galvanis: 75–85 mikron.
-
Material baja SPHC/SS400: uji tarik + uji kimia.
-
Kualitas welding CNC yang rapi tanpa porositas.
-
Keselarasan arm dan mulut tiang.
-
Kelengkapan baseplate dan anchor bolt S45C.
Vendor yang baik akan memberikan semua laporan ini tanpa diminta. Dengan memilih pemasok yang kompeten, proses pekerjaan menjadi lebih lancar dan risiko kesalahan konstruksi dapat diminimalkan.
Dengan memahami perbedaan bentuk tiang, prosedur pondasi, serta cara memilih vendor, setiap pekerjaan tiang PJU jalan raya dapat berjalan aman, efisien, dan sesuai standar proyek pemerintah maupun BUMN.
FAQ – People Also Ask (PAA)
1. Apa itu tiang PJU jalan raya?
Tiang PJU jalan raya adalah tiang penerangan yang digunakan untuk menerangi ruas jalan kota, provinsi, hingga jalan nasional. Tiang ini umumnya berbahan baja SPHC/SS400 dan dilapisi galvanis hot dip untuk mencegah karat dan memastikan umur pakai 20–30 tahun.
2. Kenapa tiang PJU wajib galvanis hot dip?
Karena galvanisasi hot dip memberi perlindungan korosi hingga puluhan tahun. Lapisan galvanis 70–85 mikron membuat tiang lebih tahan cuaca ekstrem, air hujan, dan lingkungan pesisir, sehingga tiang tidak cepat keropos atau roboh.
3. Berapa tinggi ideal tiang PJU untuk jalan raya?
Umumnya 7–12 meter.
-
Jalan lingkungan: 6–7 meter
-
Jalan kota: 8–10 meter
-
Jalan provinsi/nasional: 10–12 meter
Tinggi bergantung pada lebar jalan dan beban angin setempat.
4. Mengapa tiang PJU oktagonal lebih baik?
Karena desain oktagonal memiliki struktur lebih stabil, tahan angin hingga 50 m/s, dan menjadi standar SNI di proyek Dishub & PUPR. Bentuk ini juga ideal untuk penggunaan PJU solar cell hingga 300Wp.
5. Apa saja dokumen wajib untuk tiang PJU?
-
Sertifikat SNI
-
TKDN ≥ 40%
-
ISO pabrik
-
Test report material SPHC/SS400
-
Laporan ketebalan galvanis
Dokumen ini diperlukan untuk audit proyek pemerintah.
6. Berapa harga tiang PJU jalan raya terbaru?
Harga berkisar Rp 3.7 juta – Rp 7.2 juta untuk tinggi 7–12 meter. Harga berbeda tergantung ketebalan plat, jenis arm, spesifikasi galvanis, dan volume pembelian.
7. Tiang PJU apa yang cocok untuk panel surya 150–300Wp?
Tiang oktagonal slip-joint minimal 8–9 meter. Bentuk ini lebih stabil untuk menahan luas permukaan panel surya dan beban angin.
8. Bagaimana cara memastikan pondasi tiang PJU aman?
Gunakan baseplate SNI, anchor bolt S45C, mutu beton K-225, serta pemadatan tanah minimal 90%. Pondasi yang benar mencegah tiang miring atau roboh.
9. Bagaimana memilih supplier tiang PJU terpercaya?
Pilih vendor dengan:
-
Stok ready
-
Sertifikat SNI & TKDN
-
QC report lengkap
-
Pengalaman pasok proyek pemerintah & BUMN
-
Support dokumen tender dan RAB
10. Apakah tiang pipa bulat aman untuk jalan raya?
Tidak direkomendasikan. Tiang pipa bulat lebih cocok untuk jalan lingkungan. Untuk jalan kota, provinsi, dan nasional, bentuk oktagonal jauh lebih aman dan sesuai standar.
CTA
Ingin dapatkan harga terbaru, katalog lengkap, atau RAB resmi tiang PJU jalan raya?
👉 Klik di sini untuk konsultasi & penawaran cepat.