Tiang PJU oktagonal Jakarta menjadi salah satu komponen infrastruktur penerangan jalan yang paling banyak dicari oleh Dinas PUPR, Dishub, kontraktor listrik, hingga BUMN seperti PLN, KAI, MRT, dan Pelindo. Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan tiang PJU meningkat drastis karena percepatan pembangunan jalan perkotaan, kawasan industri, perumahan baru, hingga proyek smart street-lighting.
Bentuk tiang oktagonal yang memiliki profil 8 sisi dianggap paling stabil, lebih kuat menahan angin, dan memenuhi standar mutu nasional. Selain itu, seluruh kebutuhan pemkot dan kontraktor kini mengarah pada tiang PJU SNI, TKDN, galvanis hot-dip, dan material SPHC/SS400/A36, sehingga produk yang tidak memenuhi standar mulai ditinggalkan.
Menurut sejumlah kontraktor yang menangani proyek PJU di Jabodetabek, tiang oktagonal dipilih karena lebih mudah proses instalasinya, lebih kuat pada beban panel surya, dan lebih tahan karat dibanding tiang bulat biasa.
Untuk memberikan gambaran yang lebih objektif, berikut ulasan lengkap berdasarkan kebutuhan proyek-proyek pemerintah dan industri di Jakarta tahun 2025.
Mengapa Tiang PJU Oktagonal Jakarta Banyak Jadi Standar Proyek Pemerintah & Industri?
Apa masalah umum pada tiang lampu jalan non-standar?
Banyak proyek penerangan jalan di Jakarta yang gagal audit karena menggunakan tiang non-standar. Masalah yang sering muncul, antara lain:
-
Mudah korosi karena galvanisasi tipis atau bahkan hanya cat.
-
Tidak kuat menahan angin, terutama di area jalan protokol Jakarta Utara dan Timur yang intens terkena hembusan kencang.
-
Tidak memenuhi SNI & TKDN, sehingga tidak bisa digunakan di tender Dinas PUPR atau Dishub.
-
Sulit diterima audit proyek, terutama untuk paket APBD/APBN dan BUMN yang memerlukan dokumen uji material lengkap.
Kerusakan paling sering terjadi pada bagian weld seam, slip-joint, dan baseplate, sehingga usia pakai tiang hanya 2–5 tahun.
Mengapa bentuk oktagonal lebih stabil?
Bentuk oktagonal dipilih pemerintah dan kontraktor karena:
-
Profil 8 sisi lebih kuat menahan bending dan tekanan angin.
-
Struktur slip-joint tidak mudah goyang, lebih stabil dibanding tiang bulat weld-joint.
-
Cocok untuk panel surya hingga 300Wp, sehingga mendukung sistem PJU tenaga surya Jakarta.
Menurut Ir. Andika Prasetyo, M.T., Ahli Struktur Jalan:
“Tiang PJU oktagonal adalah standar terbaik untuk kota besar seperti Jakarta. Profilnya yang bersudut delapan membuatnya jauh lebih stabil dibanding tiang bulat biasa. Ditambah galvanisasi hot-dip, usia pakai struktur bisa mencapai 20–30 tahun meski terpapar hujan, polusi, dan udara pantai.”
Tips memilih tiang PJU di Jakarta
Sebelum membeli, pastikan tiang memenuhi spesifikasi berikut:
-
Galvanis hot-dip 75–85 mikron (bukan electroplating).
-
Material SPHC/SS400/A36, karena lebih kuat dari besi biasa.
-
Vendor memiliki sertifikasi SNI, TKDN, dan uji material.
-
Sesuaikan tinggi tiang 7–12 meter dengan kebutuhan jalan:
-
7–8 m → Perumahan dan cluster
-
9–10 m → Jalan kota dan kawasan industri
-
11–12 m → Ruas jalan besar dan proyek BUMN
-
Tren Jakarta 2025
-
Fokus pada smart street-lighting,
-
Integrasi PJU dengan IoT dan monitoring,
-
Dominasi tiang double arm untuk jalan utama.
Berapa Harga Tiang PJU Oktagonal Jakarta Tahun 2025?
Harga tiang berdasarkan ukuran (single arm)
Berdasarkan standar produksi 2025, berikut kisaran harga tiang PJU oktagonal Jakarta:
-
6 m – Rp 3.000.000
-
7 m – Rp 3.700.000
-
8 m – Rp 4.200.000
-
9 m – Rp 4.700.000
-
10 m – Rp 5.200.000
-
11 m – Rp 6.200.000
-
12 m – Rp 7.200.000
Harga ini sudah termasuk galvanisasi hot-dip, baseplate, dan desain slip-joint.
Harga tiang double arm
Khusus untuk tiang double arm, tambahkan biaya Rp 800.000 dari harga single arm.
Double arm banyak digunakan untuk:
-
Jalan protokol
-
Kawasan industri Sunter & Cikarang
-
Proyek MRT & KAI untuk area akses
Faktor yang memengaruhi harga
Harga tiang PJU oktagonal Jakarta dipengaruhi beberapa faktor berikut:
1. Ketebalan Plat
Semakin tebal plat, semakin tinggi harga, terutama untuk ukuran 9–12 meter.
2. Panjang dan bentuk arm
-
Arm lengkung → Lebih mahal
-
Arm lurus → Lebih ekonomis
3. Volume Proyek
Proyek 50–200 unit biasanya mendapat harga proyek lebih kompetitif.
4. Lokasi Pengiriman Jakarta
-
Jakarta Barat & Pusat → Terdekat
-
Jakarta Timur & Utara → Biasanya tambah ongkos crane/handling
Tips efisiensi pengadaan
-
Kunci spesifikasi sejak awal RAB agar tidak berubah saat tender.
-
Pilih vendor ready stock agar proyek tidak molor.
-
Gunakan tiang TKDN agar memenuhi syarat pengadaan pemerintah.
Tren pasar 2025
Harga tiang diprediksi naik 5–8% akibat:
-
Kenaikan harga material baja SPHC
-
Biaya galvanisasi meningkat
-
Kebutuhan tiang tinggi 10–12 meter meningkat
Karena itu banyak kontraktor yang mengamankan stok lebih awal.
CTA
Ingin mendapatkan penawaran resmi, katalog lengkap, atau contoh RAB?
👉 Klik di sini untuk Konsultasi & Harga Tiang PJU Oktagonal Jakarta (Gratis).
Apa Saja Spesifikasi Teknis Tiang PJU Oktagonal Jakarta (SNI + TKDN)?
Tiang PJU oktagonal Jakarta tidak hanya dituntut kuat dan stabil, tetapi juga wajib memenuhi standar SNI, TKDN ≥40%, serta spesifikasi konstruksi yang aman untuk proyek pemerintah, PLN, PUPR, dan BUMN. Tanpa standar yang jelas, tiang mudah mengalami korosi, retak pada slip-joint, hingga kegagalan struktur saat menahan angin. Karena itu, pemilihan material dan proses galvanisasi menjadi faktor paling krusial.
Material & konstruksi
Konstruksi tiang PJU oktagonal harus menggunakan material yang sudah terbukti kuat untuk struktur luar ruang. Material umum yang dipakai adalah:
-
Baja SPHC → kuat, ekonomis, cocok untuk tiang 7–10 meter.
-
SS400 → material premium untuk tiang ukuran 9–12 meter.
-
A36 → standar proyek BUMN & industri berat.
Semua material tersebut wajib melalui proses:
Slip-joint
-
Menggunakan teknik sambungan yang membuat tiang dapat disusun tanpa las tambahan.
-
Menghasilkan struktur yang lebih stabil terhadap bending load.
-
Mengurangi risiko patah atau goyang saat terkena angin kencang.
Baseplate tebal
-
Ukuran 10–16 mm sesuai tinggi tiang.
-
Wajib dilengkapi anchoring sesuai diameter standar.
-
Baseplate berkualitas mencegah retak saat tiang menerima beban lampu dan panel surya.
Pada proyek-proyek di Jakarta, slip-joint adalah standar wajib, terutama untuk tiang di area Sunter, Tanjung Priok, Cakung, Kemayoran, dan Marunda yang sering terkena angin laut. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa tiang yang menggunakan slip-joint lebih mudah pemasangannya dan memiliki umur pakai lebih panjang.
Salah satu observasi menarik yang sering terlihat di proyek PJU kota adalah bahwa tiang non-slip-joint lebih cepat mengalami retakan pada bagian sambungan. Inilah sebabnya kontraktor lebih memilih tiang oktagonal ber-SNI yang konstruksinya lebih kokoh dan tahan beban.
Galvanisasi & ketahanan
Tiang PJU oktagonal Jakarta harus mampu bertahan dari paparan cuaca ekstrem, polusi, dan udara pantai. Solusinya adalah galvanisasi berkualitas tinggi.
Standar galvanisasi:
-
Hot-dip galvanizing 75–85 mikron
-
Melalui metode celup panas, bukan elektroplating
-
Tahan korosi hingga 20–30 tahun
Metode hot-dip membuat lapisan seng jauh lebih tebal, sehingga cocok untuk proyek di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat yang wilayahnya dekat laut. Tiang non-galvanis atau galvanisasi tipis sangat cepat rusak, biasanya hanya bertahan 2–4 tahun.
Dalam beberapa proyek industri yang saya lihat langsung, tiang galvanis hot-dip memiliki permukaan yang lebih padat dan tidak mudah mengelupas. Hal ini berbeda dengan galvanisasi tipis yang mudah retak saat terkena panas matahari.
Tinggi & aplikasi tiang
Pemilihan tinggi tiang sangat menentukan keamanan dan jangkauan cahaya.
Rekomendasi tinggi tiang:
-
7–8 meter → perumahan, cluster, jalan lingkungan
-
9–10 meter → jalan kota, kawasan industri
-
11–12 meter → jalan besar, proyek BUMN, akses MRT/KAI
Tiang ini kompatibel dengan:
-
PJU solar cell (panel 150–300Wp)
-
PJU PLN (60–150W LED)
Tips memilih spesifikasi:
-
Sesuaikan tinggi dengan ROW jalan.
-
Pastikan baseplate sesuai beban lampu.
-
Pastikan slip-joint kuat untuk pemasangan panel surya.
Bagaimana Cara Instalasi Tiang PJU Oktagonal Jakarta Agar Sesuai Standar PU & LKPP?
Instalasi tiang PJU menjadi tahap yang krusial karena menyangkut keselamatan dan umur pakai tiang. Banyak proyek gagal audit karena pemasangan tidak sesuai standar. Oleh karena itu, setiap kontraktor wajib mengikuti SOP instalasi yang sesuai standar PU dan LKPP.
Masalah instalasi umum
Berikut kendala yang paling sering muncul di lapangan:
-
Pondasi tidak sesuai standar, menyebabkan tiang mudah miring.
-
Anchor bolt tidak presisi, sehingga baseplate tidak pas.
-
Korosi cepat, karena lapisan galvanis tergores saat instalasi.
Masalah-masalah tersebut sering ditemui pada proyek langsung-hire atau pengadaan cepat, di mana spesifikasi tidak dikunci sejak awal.
Standar instalasi DBSN
Vendor yang berpengalaman seperti DBSN menggunakan standar berikut:
1. QC Material
Semua material dicek ulang sebelum pengiriman, termasuk ketebalan plat dan galvanisasi.
2. Pondasi beton SNI
Dimensioning pondasi mengikuti standar tinggi tiang dan beban lampu.
Pondasi menggunakan mutu beton K225–K300.
3. Uji kekuatan & vertical alignment
-
Tiang diuji kekokohannya
-
Dicek tingkat kelurusan (verticality) agar tidak miring
-
Slip-joint dikunci sempurna agar tidak goyang
4. Anti karat & sertifikasi
-
Lapisan galvanis dicek ulang
-
Sertifikasi SNI & TKDN dilampirkan untuk kebutuhan tender
Dalam beberapa proyek PJU di Jakarta Timur, proses QC dan alignment ini terbukti mengurangi kesalahan instalasi hingga lebih dari 50%. Alur instalasi yang rapi membuat pekerjaan lebih cepat dan aman untuk pengguna jalan.
Tips percepatan proyek
Agar proyek tidak molor, berikut rekomendasi praktis:
-
Pilih vendor dengan ready-stock agar tidak menunggu produksi lama.
-
Pastikan RAB & spesifikasi terkunci sejak awal agar proses tender tidak berubah-ubah.
-
Gunakan produk TKDN minimal 40% untuk memudahkan proses administrasi LKPP.
CTA
📄 Download PDF Spek Teknis Tiang PJU Oktagonal Jakarta (Gratis) – klik di sini untuk mendapatkan dokumen lengkap berisi gambar teknis, ketebalan plat, dan referensi RAB.
