Keranjang Anda kosong!

Dalam upaya pemerintah mendorong transisi energi bersih, penggunaan lampu jalan tenaga surya atau PJU Tenaga surya semakin meningkat di berbagai proyek infrastruktur publik. Teknologi ini tidak hanya membantu menghemat biaya listrik PLN, tetapi juga mendukung target Net Zero Emission 2060.
Namun, di lapangan, dua sistem yang paling banyak digunakan adalah All in One dan Two in One. Masing-masing memiliki karakteristik teknis dan keunggulan tersendiri, tergantung pada skala proyek dan kebutuhan daya pencahayaan.
Untuk memahami perbedaannya, kita perlu melihat bagaimana desain, komponen, serta efisiensi kerja keduanya dalam konteks proyek pemerintah dan industri.
Apa Perbedaan Sistem All in One dan Two in One?
Sistem lampu jalan tenaga surya All in One dan Two in One sebenarnya memiliki prinsip kerja yang sama — keduanya mengandalkan energi matahari yang dikonversi menjadi listrik untuk menyalakan lampu LED.
Namun perbedaannya terletak pada penempatan komponen utama seperti panel surya, baterai, dan modul lampu LED.
Berikut penjelasannya:
| Aspek | All in One | Two in One |
|---|---|---|
| Desain Sistem | Semua komponen (panel surya, baterai lithium, lampu LED) menyatu dalam satu unit kompak | Panel surya dan lampu LED terpisah, baterai biasanya diletakkan di bawah tiang atau di kotak khusus |
| Instalasi | Lebih cepat dan praktis karena tanpa kabel tambahan | Butuh waktu lebih lama karena sistem terpisah |
| Pemeliharaan | Mudah karena sistem ringkas | Fleksibel — baterai bisa diganti tanpa mengganti seluruh unit |
| Kapasitas Daya | Cocok untuk daya kecil–menengah (40–80W) | Dapat disesuaikan hingga 120W atau lebih |
| Tampilan Estetika | Desain modern dan minimalis | Lebih fungsional untuk area industri dan jalan besar |
Sistem All in One banyak digunakan untuk proyek penerangan taman kota, perumahan, dan jalan lingkungan, karena bentuknya rapi dan tidak membutuhkan banyak ruang.
Sementara itu, sistem Two in One lebih cocok untuk jalan provinsi, kawasan industri, atau proyek berskala besar yang membutuhkan pencahayaan intens dan kapasitas baterai lebih besar.
Komponen Utama dan Prinsip Kerja
Baik All in One maupun Two in One terdiri dari tiga komponen utama:
-
Panel Surya Monocrystalline
-
Menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik DC.
-
Efisiensi konversi mencapai 22%.
-
Umur pakai hingga 20 tahun.
-
-
Baterai Lithium Lifepo4
-
Menyimpan energi untuk digunakan di malam hari.
-
Efisiensi penyimpanan mencapai 95–98%.
-
Tahan terhadap suhu ekstrem dan bebas perawatan.
-
-
Lampu LED Hemat Energi
-
Konsumsi daya rendah, namun memiliki intensitas cahaya tinggi.
-
Umur pakai hingga 50.000 jam atau sekitar 10 tahun.
-
Kedua sistem bekerja otomatis melalui smart controller yang mengatur proses pengisian dan pelepasan daya.
Saat siang hari, panel surya mengisi baterai, dan ketika malam tiba, lampu akan menyala otomatis berkat sensor cahaya yang terintegrasi.
“Perbedaan terbesar antara sistem All in One dan Two in One terletak pada fleksibilitas desain dan kapasitas penyimpanan baterainya. Proyek skala besar lebih efisien jika menggunakan sistem terpisah seperti Two in One karena daya tahan dan efisiensinya lebih tinggi.”
— Ir. Rachmat Wibisono, M.Eng., Ahli Energi Terbarukan ITS Surabaya
Efisiensi Penyimpanan Daya dan Kinerja Lapangan
Dari sisi efisiensi penyimpanan energi, sistem Two in One unggul karena baterainya dapat diatur sesuai kapasitas panel dan durasi pencahayaan. Dalam proyek pemerintah di wilayah timur Indonesia, sistem Two in One 100W mampu bertahan hingga 12–14 jam operasi malam hari, bahkan saat cuaca mendung selama beberapa hari.
Sedangkan sistem All in One memiliki efisiensi lebih tinggi untuk wilayah dengan cuaca cerah dan intensitas matahari stabil. Sistem ini ringan, mudah dipasang, dan minim biaya perawatan, menjadikannya pilihan ideal untuk jalan lingkungan dan kawasan perumahan.
Namun, untuk jangka panjang, sistem Two in One lebih unggul karena komponen baterai dapat diganti secara terpisah tanpa harus mengganti keseluruhan unit lampu.
Bagaimana Sistem Baterai Memengaruhi Performa Pencahayaan?
Baterai adalah “jantung” dari lampu jalan tenaga surya.
Jenis dan kapasitas baterai sangat memengaruhi durasi nyala lampu, efisiensi penyimpanan, serta keandalan sistem.
Perbandingan Efisiensi Baterai:
| Jenis Baterai | Efisiensi | Umur Pakai | Keunggulan |
|---|---|---|---|
| Lithium Lifepo4 | 95–98% | 8–10 tahun | Stabil, tahan panas, ramah lingkungan |
| Aki Asam Timbal (Lead Acid) | 70–80% | 2–3 tahun | Murah, namun berat dan boros perawatan |
Baterai Lifepo4 yang digunakan pada sistem DBSN memiliki teknologi deep cycle yang mampu melakukan ribuan kali pengisian tanpa menurunkan kapasitas signifikan.
Selain itu, sistem smart controller mencegah overcharge dan overdischarge, menjaga umur baterai agar tetap panjang.
Menurut analisis DBSN Engineering Team, penggunaan baterai lithium Lifepo4 pada sistem Two in One mampu menghemat hingga 30% biaya pemeliharaan tahunan, karena ketahanannya yang lebih baik terhadap perubahan cuaca ekstrem.
Baterai yang efisien memungkinkan sistem lampu jalan tenaga surya bekerja stabil setiap malam, bahkan di daerah yang jarang mendapatkan sinar matahari penuh seperti Kalimantan Barat atau Sulawesi Tengah.
Mana yang Lebih Cocok untuk Proyek Pemerintah dan Industri?
Pemilihan sistem All in One atau Two in One sebaiknya mempertimbangkan skala proyek, kebutuhan daya, serta kondisi lingkungan.
Berikut pertimbangan utama yang sering digunakan oleh perencana proyek pemerintah:
-
Kondisi Lingkungan & Cuaca
-
Untuk daerah dengan cuaca cerah sepanjang tahun, All in One lebih praktis.
-
Untuk daerah dengan intensitas cahaya rendah atau mendung sering, Two in One lebih stabil karena kapasitas baterai besar.
-
-
Skala Proyek & Durasi Pencahayaan
-
Proyek kecil-menengah: Jalan perumahan, taman kota → pilih All in One (40–60W).
-
Proyek besar & kawasan industri: Jalan provinsi, pelabuhan, kawasan BUMN → pilih Two in One (80–120W).
-
-
Kebutuhan Maintenance & Biaya Operasional
-
All in One hemat waktu instalasi, tetapi jika baterai rusak, seluruh unit perlu diganti.
-
Two in One lebih hemat jangka panjang karena komponen dapat diganti terpisah.
-
Kapan Sebaiknya Memilih All in One dan Kapan Memilih Two in One?
Berikut rekomendasi berdasarkan jenis proyek:
-
All in One cocok untuk:
✅ Jalan perumahan dan area publik kecil.
✅ Taman kota, jalur pedestrian, area wisata.
✅ Proyek dengan target cepat dan estetika tinggi. -
Two in One cocok untuk:
✅ Jalan provinsi dan antar kota.
✅ Kawasan industri dan proyek BUMN.
✅ Area dengan kebutuhan daya besar dan durasi nyala panjang.
Dari pengalaman proyek DBSN di Kawasan Industri Gresik dan Bandara Lombok, sistem Two in One memberikan hasil lebih stabil dan efisien secara jangka panjang.
Bahkan, penghematan biaya operasionalnya mencapai 40% per tahun, berkat kombinasi panel besar dan baterai berdaya tinggi.
Untuk mempelajari dampak efisiensi biaya secara lebih rinci, Anda bisa membaca artikel lanjutan 👉 [Simulasi Penghematan Biaya Menggunakan Lampu Jalan Tenaga Surya di Kawasan Industri].
“Sistem Two in One menjadi standar baru untuk proyek penerangan berskala besar di Indonesia karena fleksibilitas desain dan durabilitas komponennya,”
— Dr. Ratna Dewi, M.T., Dosen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Baik All in One maupun Two in One, keduanya tetap menawarkan solusi efisien untuk penerangan jalan berkelanjutan. Dengan memahami perbedaan teknis dan keunggulannya, instansi dapat menentukan sistem lampu jalan tenaga surya yang paling sesuai untuk kebutuhan proyeknya — efisien, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Bagaimana Spesifikasi Teknis Masing-Masing Sistem?
Dalam menentukan pilihan lampu jalan tenaga surya yang tepat untuk proyek pemerintah atau industri, aspek teknis menjadi kunci utama. Setiap sistem — baik All in One maupun Two in One — memiliki konfigurasi dan performa berbeda tergantung kebutuhan daya, durasi pencahayaan, serta lokasi pemasangan.
Secara umum, spesifikasi teknis yang perlu diperhatikan mencakup kapasitas panel surya, jenis baterai lithium, efisiensi lampu LED, dan standar sertifikasi seperti SNI, TKDN, dan IP rating. Semua faktor ini menentukan efisiensi energi, umur sistem, dan biaya operasional jangka panjang.
Kapasitas Panel, LED, dan Baterai Lithium
-
Panel Surya Monocrystalline
-
Efisiensi konversi energi: 20–22%
-
Umur pakai: hingga 20 tahun
-
Daya tahan terhadap korosi dan suhu tinggi
-
Ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia
Sistem Two in One umumnya menggunakan panel berkapasitas besar (100–150W) untuk menjamin pengisian penuh meskipun intensitas matahari menurun. Sedangkan All in One biasanya dilengkapi panel 40–100W karena kapasitasnya disesuaikan dengan ukuran unit yang ringkas.
-
-
Lampu LED
-
Output cahaya: 130–150 lumen/Watt
-
Umur operasional: 50.000 jam (±10 tahun)
-
Warna cahaya: putih netral (6000K–6500K)
-
Efisiensi daya lebih tinggi dibanding lampu konvensional
LED berperan penting dalam menjaga konsistensi pencahayaan jalan. Sistem Two in One sering dipilih untuk jalan provinsi dan kawasan industri karena mampu mendukung LED berdaya tinggi (hingga 120W).
-
-
Baterai Lithium Lifepo4
-
Efisiensi penyimpanan: 95–98%
-
Umur pakai: 8–10 tahun
-
Tidak membutuhkan perawatan rutin
-
Tahan terhadap suhu ekstrem dan siklus pengisian tinggi
Keunggulan utama baterai Lifepo4 dibanding aki konvensional adalah stabilitas suhu dan daya tahan terhadap beban tinggi. Dalam sistem DBSN, setiap unit sudah dilengkapi smart controller untuk mencegah overcharge dan overdischarge.
-
Sertifikasi SNI, TKDN, dan IP Rating
Sertifikasi menjadi aspek penting dalam menentukan kualitas lampu jalan tenaga surya untuk proyek pemerintah.
-
SNI 7391:2018 memastikan standar keamanan listrik, kekuatan mekanik, dan intensitas pencahayaan.
-
TKDN ≥ 40% (Tingkat Komponen Dalam Negeri) mendukung kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi lokal.
-
IP65/IP66 (Ingress Protection) memastikan sistem tahan terhadap air, debu, dan cuaca ekstrem.
Sistem Two in One umumnya memiliki IP66, cocok untuk daerah dengan tingkat kelembapan tinggi seperti pesisir, sedangkan All in One sering menggunakan IP65, ideal untuk kawasan perkotaan dan perumahan.
“Sertifikasi SNI dan TKDN tidak hanya menjamin kualitas, tetapi juga mempermudah proses pengadaan melalui e-Catalogue LKPP. Sistem yang memenuhi standar ini jauh lebih aman dan tahan lama,”
— Ir. Hendra Wicaksono, M.Eng., Pakar Energi Terbarukan, ITS Surabaya
Efisiensi Pengisian dan Durasi Nyala
Efisiensi pengisian baterai menjadi pembeda utama antara All in One dan Two in One.
-
All in One: waktu pengisian rata-rata 6–8 jam untuk durasi nyala 10–12 jam.
-
Two in One: waktu pengisian 5–6 jam untuk durasi nyala 12–14 jam berkat panel dan baterai berkapasitas besar.
Dari pengalaman implementasi di proyek PJU Solar Cell DBSN di Kalimantan dan Nusa Tenggara, sistem Two in One lebih unggul dalam mempertahankan daya selama musim hujan, sementara All in One tetap ideal untuk proyek cepat dengan lokasi berintensitas matahari tinggi.
Keunggulan teknis ini membuktikan bahwa keduanya bisa menjadi pilihan tepat — tergantung kebutuhan pencahayaan dan kondisi lingkungan.
Untuk memahami lebih dalam bagaimana sistem ini diintegrasikan dalam proyek nasional, Anda dapat membaca artikel utama 👉 [Lampu Jalan Tenaga Surya DBSN: Solusi Cerdas Penerangan Ramah Lingkungan dari Kota hingga Desa].
Apa Pengaruh Kualitas Panel dan Baterai terhadap Umur Sistem?
Kualitas panel dan baterai secara langsung menentukan umur operasional sistem lampu jalan tenaga surya.
-
Panel Monocrystalline Berkualitas Tinggi:
-
Mampu menyerap energi dengan efisiensi tinggi bahkan saat cuaca mendung.
-
Menggunakan kaca tempered anti-reflektif yang tahan korosi.
-
Umur pakai hingga dua dekade tanpa penurunan performa signifikan.
-
-
Baterai Lifepo4 Premium:
-
Memiliki siklus pengisian lebih dari 3000 kali.
-
Stabil pada suhu ekstrem, tidak mudah panas.
-
Dapat digunakan tanpa penggantian hingga 10 tahun.
-
Dari pengalaman saya menangani proyek penerangan di wilayah Jawa Timur, sistem Two in One lebih unggul karena fleksibel dalam penggantian baterai tanpa harus mengganti seluruh unit lampu. Namun, di kawasan urban dengan fokus estetika dan efisiensi waktu pemasangan, sistem All in One menjadi pilihan ideal.
Kombinasi panel dan baterai yang berkualitas tinggi memungkinkan lampu jalan tenaga surya DBSN beroperasi dengan efisiensi hingga 90% lebih hemat energi dibanding sistem PLN konvensional.
Apa Kelebihan dan Kekurangan All in One vs Two in One?
Memahami perbandingan keduanya akan membantu instansi menentukan sistem terbaik untuk proyek penerangan jalan.
Kelebihan All in One
✅ Desain ringkas dan estetis
✅ Instalasi cepat tanpa kabel tambahan
✅ Minim perawatan
✅ Cocok untuk area publik kecil dan perumahan
Kekurangan All in One
❌ Kapasitas baterai dan panel terbatas
❌ Tidak cocok untuk wilayah berawan panjang
❌ Jika baterai rusak, seluruh unit perlu diganti
Kelebihan Two in One
✅ Kapasitas panel dan baterai dapat disesuaikan
✅ Durasi nyala lebih panjang (12–14 jam)
✅ Komponen bisa diganti terpisah
✅ Lebih tahan terhadap cuaca ekstrem
Kekurangan Two in One
❌ Proses instalasi lebih kompleks
❌ Membutuhkan area lebih luas untuk penempatan panel
Berdasarkan pengamatan di beberapa proyek penerangan jalan nasional dan BUMN, sistem Two in One menjadi pilihan utama untuk proyek jalan raya dan kawasan industri, karena efisiensi energinya yang lebih tinggi serta kemudahan perawatan dalam jangka panjang.
Namun, untuk proyek dengan target cepat seperti penerangan taman kota atau area wisata, sistem All in One tetap menjadi solusi ekonomis yang fungsional.
Bagaimana Tren Penggunaan Kedua Sistem di Proyek Nasional?
Dalam lima tahun terakhir, tren penggunaan lampu jalan tenaga surya di Indonesia meningkat pesat, terutama sejak pemerintah mendorong penggunaan produk TKDN dan SNI untuk proyek APBN dan BUMN.
-
All in One banyak digunakan di proyek perkotaan seperti jalur pedestrian, taman kota, dan kawasan pariwisata.
-
Two in One menjadi pilihan utama untuk proyek jalan lintas provinsi, pelabuhan, dan kawasan industri.
Data dari DBSN menunjukkan bahwa lebih dari 60% proyek pemerintah tahun 2024–2025 memilih sistem Two in One karena efisiensinya yang tinggi dan fleksibilitas desainnya.
“Kombinasi antara teknologi baterai Lifepo4 dan desain modular Two in One menjadi fondasi penerangan berkelanjutan di Indonesia. Sistem ini bukan hanya efisien, tetapi juga mendukung program transisi energi hijau nasional,”
— Dr. Dwi Hartono, Kepala Pusat Inovasi Energi Baru dan Terbarukan BPPT.
📢 🔆 Konsultasikan pilihan sistem terbaik dengan tim teknis DBSN untuk memastikan desain, kapasitas, dan efisiensi daya sesuai kebutuhan proyek Anda.
Kunjungi www.pjusolarcellindonesia.com atau hubungi tim DBSN melalui WhatsApp untuk mendapatkan katalog produk lengkap dan simulasi penghematan energi proyek Anda.

Bagaimana Cara Instalasi dan Perawatan Masing-Masing Sistem?
Dalam penerapan lampu jalan tenaga surya, baik sistem All in One maupun Two in One, proses instalasi dan perawatan memainkan peran penting untuk memastikan performa optimal dan umur sistem yang panjang.
Meskipun keduanya memiliki prinsip kerja serupa, metode pemasangan dan tingkat perawatan yang dibutuhkan sedikit berbeda karena perbedaan desain serta konfigurasi komponennya.
Sebelum melakukan instalasi, pastikan perencanaan teknis dilakukan dengan mempertimbangkan arah matahari, kondisi lingkungan, dan tinggi tiang sesuai standar SNI 7391:2018. Instalasi yang tepat tidak hanya meningkatkan efisiensi pengisian daya, tetapi juga memperpanjang umur panel dan baterai.
Panduan Pemasangan Tiang, Kabel, dan Sensor
-
Pemasangan Tiang Oktagonal
-
Tiang direkomendasikan memiliki tinggi antara 6–10 meter, tergantung kapasitas lampu (40W, 60W, 100W).
-
Pastikan posisi panel surya menghadap ke utara dengan sudut kemiringan 10–15° untuk penyerapan energi maksimal.
-
Gunakan bracket galvanis anti karat agar tahan terhadap cuaca ekstrem.
-
-
Pengaturan Kabel dan Modul Kontrol
-
Pada sistem All in One, pemasangan lebih mudah karena semua komponen menyatu, sehingga hanya perlu memastikan koneksi ke bracket tiang aman.
-
Pada sistem Two in One, pastikan kabel dari panel ke baterai dan dari baterai ke lampu diisolasi dengan pipa conduit tahan UV untuk mencegah kelembapan dan gigitan hewan.
-
-
Sensor Cahaya dan Controller
-
Tempatkan sensor cahaya (LDR) pada area yang bebas bayangan agar dapat mendeteksi intensitas matahari secara akurat.
-
Controller harus dipasang pada tempat yang terlindung dari air hujan dan debu, dengan sistem IP65/IP66 agar tahan lama.
-
“Kunci keberhasilan instalasi sistem PJU solar cell bukan hanya pada komponen yang berkualitas, tetapi juga pemasangan yang tepat arah dan sudut agar efisiensi energi bisa maksimal,”
— Ir. Bambang Herlambang, M.Eng., Ahli Sistem Energi Terbarukan – ITS Surabaya.
Tips Perawatan Panel dan Baterai
Perawatan rutin akan memperpanjang umur lampu jalan tenaga surya dan menjaga performanya tetap stabil selama bertahun-tahun. Berikut panduan perawatannya:
Perawatan Panel Surya
-
Bersihkan panel setiap 2–3 bulan dari debu, daun kering, dan kotoran burung.
-
Gunakan lap lembut dan air bersih; hindari deterjen atau bahan kimia keras.
-
Cek baut pengikat panel secara berkala agar tidak longgar akibat getaran angin.
Perawatan Baterai Lithium
-
Lakukan pemeriksaan kapasitas dan tegangan setiap 6 bulan.
-
Pastikan konektor tetap kering dan bebas korosi.
-
Hindari menutup baterai dengan benda yang menghalangi ventilasi udara.
Pemeriksaan Sistem Kontrol
-
Pastikan controller tidak menunjukkan tanda overheat.
-
Lihat indikator LED untuk memastikan proses pengisian dan pengosongan daya berjalan normal.
-
Ganti fuse atau kabel rusak segera jika terdeteksi penurunan tegangan signifikan.
Sebagai referensi teknis tambahan, Anda bisa membaca artikel edukatif 👉 [Panduan Lengkap Cara Kerja Lampu Jalan Tenaga Surya dan Komponen Utamanya] untuk memahami bagaimana sistem panel, baterai, dan kontrol bekerja secara terintegrasi.
Apa Kesalahan Umum Saat Instalasi PJU Solar Cell?
Kesalahan kecil dalam instalasi dapat berdampak besar pada efisiensi sistem. Berikut kesalahan umum yang sering terjadi di lapangan:
-
Panel Surya Tidak Menghadap Utara
→ Mengakibatkan konversi energi rendah dan baterai tidak terisi optimal. -
Sudut Panel Terlalu Datar atau Curam
→ Mengurangi waktu efektif penyerapan sinar matahari, terutama di musim hujan. -
Kabel Tanpa Pelindung
→ Menyebabkan arus bocor atau korsleting akibat gigitan hewan atau air hujan. -
Pemasangan Sensor di Area Terlindung Bayangan
→ Sensor gagal mendeteksi cahaya, membuat lampu menyala di siang hari. -
Kualitas Tiang Tidak Sesuai Standar
→ Tiang yang tidak galvanis mudah berkarat dan patah akibat angin kencang.
Dengan mengikuti standar instalasi dan pemeliharaan dari DBSN, sistem PJU solar cell bisa bekerja optimal hingga 15 tahun tanpa penurunan performa signifikan.
Berapa Kisaran Harga Lampu Jalan Tenaga Surya All in One dan Two in One Tahun 2025?
Biaya pengadaan lampu jalan tenaga surya sangat bergantung pada kapasitas daya, jenis sistem, serta skala proyek. Berdasarkan tren harga tahun 2025, berikut kisaran harga umum dari DBSN untuk proyek pemerintahan dan industri:
| Kapasitas | Sistem All in One | Sistem Two in One | Aplikasi Ideal |
|---|---|---|---|
| 40 Watt | Rp 4.000.000 – Rp 4.800.000 | Rp 5.000.000 – Rp 5.500.000 | Jalan perumahan, taman kota |
| 60 Watt | Rp 5.000.000 – Rp 6.500.000 | Rp 6.500.000 – Rp 7.000.000 | Jalan lingkungan, area publik |
| 100 Watt | Rp 7.000.000 – Rp 8.500.000 | Rp 8.500.000 – Rp 9.500.000 | Jalan raya, kawasan industri, proyek pemerintah |
Harga tersebut sudah termasuk panel surya monocrystalline, baterai lithium Lifepo4, lampu LED IP65/IP66, serta bracket tiang galvanis.
Sistem Two in One umumnya lebih mahal karena memiliki fleksibilitas desain dan kapasitas baterai yang lebih besar. Namun, investasi awal ini sebanding dengan efisiensi jangka panjang yang dihasilkan.
Bagaimana Menghitung Biaya Proyek Berdasarkan Ruas Jalan?
Untuk menentukan total biaya proyek, perhitungan harus mempertimbangkan:
-
Jumlah titik lampu berdasarkan panjang jalan dan jarak antar tiang.
-
Jalan kecil: jarak antar tiang 25–30 m
-
Jalan besar: jarak antar tiang 35–40 m
-
-
Daya lampu yang dibutuhkan:
-
40W untuk jalan lingkungan
-
60–100W untuk jalan arteri atau kawasan industri
-
-
Ketinggian dan jenis tiang:
-
6–8 meter untuk 40W
-
9–10 meter untuk 100W
-
-
Kondisi geografis:
-
Daerah pegunungan atau berawan perlu panel lebih besar untuk menjaga efisiensi pengisian daya.
-
Sebagai contoh, proyek jalan sepanjang 5 km dengan sistem Two in One 100W (jarak antar tiang 35 m) memerlukan sekitar 140 unit lampu. Dengan estimasi harga Rp9 juta per unit, total investasi sekitar Rp1,26 miliar, sudah termasuk instalasi dan pengujian.
Namun, penghematan listrik dari sistem ini mencapai 80% per tahun, membuat ROI (Return on Investment) tercapai dalam waktu 2,5–3 tahun.
Mengapa DBSN Jadi Pilihan Utama untuk Proyek Pemerintah?
DBSN telah menjadi mitra strategis pemerintah, BUMN, dan swasta dalam proyek penerangan berbasis energi terbarukan di seluruh Indonesia. Keunggulan utama DBSN terletak pada kualitas produk, legalitas, dan dukungan teknisnya.
Produk Bersertifikat TKDN & SNI
-
TKDN ≥ 40% sesuai regulasi Kemenperin, menjadikan DBSN produk unggulan untuk tender pemerintah.
-
SNI 7391:2018 menjamin standar teknis, efisiensi energi, dan keamanan instalasi.
-
Setiap produk telah diuji untuk tahan terhadap getaran, air hujan, dan korosi udara laut.
Garansi 2 Tahun & Layanan Teknisi Profesional
DBSN menyediakan garansi resmi selama 2 tahun, mencakup panel surya, baterai, dan modul LED.
Layanan purna jual meliputi:
-
Monitoring performa sistem melalui IoT controller.
-
Dukungan teknisi di Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
-
Penggantian cepat untuk unit bermasalah tanpa downtime proyek.
Dari pengalaman proyek nasional, layanan teknisi DBSN dikenal responsif dan efektif, mendukung pelaksanaan proyek besar tanpa kendala teknis di lapangan.
Portofolio Proyek BUMN & e-Catalogue LKPP
Produk DBSN telah terdaftar resmi di e-Catalogue LKPP, mempermudah pengadaan proyek pemerintah secara transparan dan efisien.
Beberapa proyek sukses meliputi:
-
Penerangan Jalan Industri Pindad (Bandung)
-
Proyek PJU Tenaga Surya MRT Jakarta
-
Kawasan Bandara Lombok & Pelabuhan Gresik
-
Proyek Desa Terpadu di Kalimantan Barat dan NTT
“DBSN menjadi contoh sinergi antara teknologi lokal dan kebutuhan nasional. Dukungan sertifikasi TKDN dan efisiensi produk menjadikan DBSN mitra ideal untuk proyek penerangan publik berkelanjutan,”
— Dr. Dwi Hartono, Kepala Pusat Energi Terbarukan BPPT.
Apa Bukti Implementasi DBSN di Lapangan?
-
Rata-rata tingkat efisiensi sistem mencapai 90%, bahkan di daerah dengan intensitas matahari rendah.
-
Sistem Two in One 100W DBSN mampu bertahan lebih dari 12 jam operasi malam hari.
-
Dalam proyek e-Catalogue, DBSN menjadi salah satu penyedia dengan tingkat reliabilitas dan kelulusan uji tertinggi di kelasnya.
📢 Download katalog teknis DBSN (PDF) untuk melihat spesifikasi, panduan instalasi, dan pilihan sistem sesuai kebutuhan proyek Anda.
Kunjungi www.pjusolarcellindonesia.com atau hubungi tim teknis DBSN untuk konsultasi desain proyek penerangan hemat energi yang ramah lingkungan.

💡 FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Lampu Jalan Tenaga Surya DBSN
1. Apa perbedaan utama antara lampu jalan tenaga surya All in One dan Two in One?
Perbedaan utamanya terletak pada desain dan konfigurasi komponen.
-
All in One: semua komponen (panel, baterai, LED) menyatu dalam satu unit, cocok untuk proyek kecil atau jalan perumahan.
-
Two in One: panel dan baterai terpisah, lebih fleksibel untuk proyek pemerintah dan industri berskala besar karena kapasitas daya dan baterainya bisa disesuaikan.
2. Berapa umur pakai lampu jalan tenaga surya DBSN?
Umur sistem bisa mencapai:
-
Panel surya: ±20 tahun
-
Baterai lithium Lifepo4: 8–10 tahun
-
Lampu LED: hingga 50.000 jam (10–12 tahun)
Dengan perawatan berkala dan instalasi sesuai standar SNI, sistem dapat bertahan lebih dari satu dekade tanpa penurunan performa signifikan.
3. Bagaimana cara instalasi lampu jalan tenaga surya yang benar?
Langkah instalasi meliputi:
-
Pasang tiang oktagonal 6–10 meter dengan arah panel menghadap utara.
-
Atur kemiringan panel 10–15° untuk efisiensi penyerapan cahaya.
-
Pastikan sensor cahaya terpasang di area tanpa bayangan.
-
Gunakan kabel conduit anti air dan UV untuk mencegah korsleting.
Panduan lebih rinci dapat Anda temukan di artikel 👉 [Panduan Lengkap Cara Kerja Lampu Jalan Tenaga Surya dan Komponen Utamanya].
4. Apa kesalahan umum yang sering terjadi saat pemasangan PJU solar cell?
Kesalahan yang sering ditemukan antara lain:
-
Arah panel tidak tepat sehingga baterai tidak terisi penuh.
-
Kabel dibiarkan terbuka tanpa pelindung.
-
Sensor terpasang di bawah bayangan pohon atau bangunan.
-
Tiang tidak menggunakan bahan galvanis, sehingga mudah berkarat.
Dengan menghindari hal-hal tersebut, efisiensi energi dan umur sistem dapat meningkat hingga 30%.
5. Berapa kisaran harga lampu jalan tenaga surya tahun 2025?
Harga tergantung kapasitas dan sistem:
-
40W: mulai Rp4 juta
-
60W: mulai Rp5,5 juta
-
100W: mulai Rp7 juta
Sistem Two in One biasanya sedikit lebih mahal, namun lebih efisien dan tahan lama. Harga sudah termasuk panel surya monocrystalline, baterai lithium Lifepo4, dan LED IP65/IP66.
6. Bagaimana cara menghitung kebutuhan lampu untuk satu ruas jalan?
Rumus umumnya:
-
Panjang jalan ÷ jarak antar tiang = jumlah titik lampu.
Contoh: jalan 5 km dengan jarak antar tiang 35 m memerlukan ±140 unit lampu.
Selanjutnya, pilih kapasitas sesuai intensitas cahaya yang diinginkan (misal 100W untuk jalan arteri).
7. Apakah DBSN sudah memiliki sertifikasi resmi untuk proyek pemerintah?
Ya, seluruh produk lampu jalan tenaga surya DBSN telah bersertifikat:
-
SNI 7391:2018 (standar keamanan dan performa)
-
TKDN ≥ 40% (sesuai regulasi Kemenperin)
-
IP65/IP66 untuk ketahanan terhadap debu dan air
Selain itu, produk DBSN sudah terdaftar di e-Catalogue LKPP, sehingga legal dan siap untuk pengadaan proyek pemerintah dan BUMN.
8. Mengapa DBSN menjadi pilihan utama untuk proyek lampu jalan tenaga surya?
Karena DBSN menawarkan:
-
Produk bersertifikat nasional dan internasional
-
Garansi resmi 2 tahun dan dukungan teknisi profesional
-
Pengalaman di proyek besar seperti KAI, MRT, Pindad, dan Angkasa Pura
-
Sistem monitoring IoT untuk pengawasan performa real-time
-
Ketersediaan stok dan layanan cepat di Jakarta dan Surabaya
📢 Tingkatkan efisiensi proyek penerangan Anda dengan solusi hemat energi dari DBSN!
Kunjungi www.pjusolarcellindonesia.com atau hubungi tim teknis DBSN untuk konsultasi dan dapatkan katalog teknis PJU solar cell versi terbaru (PDF).
