Add a heading 4
Mengapa Kawasan Industri Perlu Beralih ke Lampu Jalan Tenaga Surya?

Kawasan industri di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan energi, terutama pada sektor penerangan jalan dan area produksi yang beroperasi selama 24 jam. Simulasi penghematan biaya lampu jalan tenaga surya menjadi solusi strategis untuk menekan tagihan listrik PLN sekaligus mendukung target green industry nasional.

Sebagian besar kawasan industri di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan memiliki ratusan titik lampu dengan durasi nyala rata-rata 12 jam per malam. Jika menggunakan sistem konvensional, biaya listrik bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan hanya untuk penerangan jalan. Selain itu, ketergantungan terhadap PLN membuat industri rentan terhadap kenaikan tarif listrik dan gangguan pasokan energi.

Melalui adopsi lampu jalan tenaga surya, setiap titik penerangan berdiri mandiri tanpa membutuhkan jaringan PLN. Energi diperoleh langsung dari panel surya, disimpan dalam baterai lithium, dan digunakan untuk menyalakan lampu LED secara otomatis saat malam hari. Sistem ini dirancang dengan teknologi solar cell DBSN yang telah bersertifikat SNI dan TKDN, menjadikannya pilihan tepat bagi proyek pemerintah maupun BUMN.

“Transisi energi di sektor industri tidak hanya soal efisiensi biaya, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan. Penggunaan lampu jalan tenaga surya adalah langkah konkret menuju efisiensi energi berkelanjutan,”
Ir. Dwi Hartono, Kepala Pusat Energi Terbarukan BPPT.


Tantangan Biaya Listrik Tinggi di Kawasan Industri

Berikut adalah beberapa tantangan utama yang membuat kawasan industri perlu beralih ke sistem penerangan tenaga surya:

  • Biaya operasional tinggi: penggunaan PJU konvensional berbasis PLN mengonsumsi listrik besar, terutama untuk area pabrik, gudang, dan jalan internal.

  • Kebutuhan keamanan 24 jam: kawasan industri membutuhkan pencahayaan konstan untuk mendukung aktivitas malam hari.

  • Keterbatasan infrastruktur PLN: di kawasan baru atau pinggiran, jaringan PLN sering belum stabil atau membutuhkan investasi tambahan untuk instalasi.

Dengan sistem solar cell DBSN, seluruh beban biaya bulanan dapat dihapus karena energi dihasilkan secara mandiri. Selain itu, sistem ini minim perawatan dan dapat diintegrasikan dengan monitoring IoT untuk pemantauan performa baterai serta kondisi lampu secara real time.


Bagaimana Sistem Solar Cell Membantu Efisiensi Listrik Industri?

Lampu jalan tenaga surya bekerja berdasarkan prinsip konversi energi matahari menjadi listrik menggunakan panel fotovoltaik. Energi yang dihasilkan disimpan dalam baterai lithium Lifepo4 berdaya tahan tinggi, kemudian dialirkan ke lampu LED hemat energi saat malam hari.

Perbandingan Konsumsi Daya PJU PLN vs Solar

Sistem Konsumsi Energi / Hari Biaya Bulanan (100 Lampu @60W) Biaya Tahunan
PJU PLN 1.8 kWh/lampu ± Rp 13.000.000 ± Rp 156.000.000
PJU Solar DBSN 0 kWh (mandiri) Rp 0 ± Rp 0

Berdasarkan simulasi di atas, industri dapat menghemat hingga 80% biaya listrik per tahun, dengan ROI (Return on Investment) hanya 3–5 tahun. Setelah periode tersebut, sistem bekerja tanpa biaya tambahan, menjadikannya investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Selain efisiensi biaya, sistem DBSN juga menggunakan lampu LED IP66 yang tahan terhadap hujan, panas, dan debu. Hal ini sangat penting di lingkungan industri yang umumnya berdebu dan memiliki kelembapan tinggi.

Untuk memahami integrasi teknologi ini lebih dalam, Anda dapat membaca artikel terkait 👉 [Lampu Jalan Tenaga Surya DBSN: Solusi Cerdas Penerangan Ramah Lingkungan dari Kota hingga Desa], yang membahas implementasi sistem ini di berbagai proyek nasional.


Bagaimana Simulasi Penghematan Biaya Lampu Jalan Tenaga Surya Dihitung?

Sebelum beralih ke sistem solar cell, banyak pengelola kawasan industri ingin mengetahui potensi penghematan aktual yang bisa dicapai. Simulasi dilakukan dengan membandingkan biaya energi listrik konvensional (PLN) dengan investasi sistem tenaga surya selama periode tertentu.

Rumus Dasar Simulasi:

Biaya Listrik=(Daya Lampu (kW)×Jam Operasi per Hari×30 hari)×Tarif Listrik PLN (Rp/kWh)\text{Biaya Listrik} = (\text{Daya Lampu (kW)} \times \text{Jam Operasi per Hari} \times 30 \text{ hari}) \times \text{Tarif Listrik PLN (Rp/kWh)}

Contoh:

  • 100 lampu @60W → 0,06 kW

  • Operasi: 12 jam/hari

  • Tarif listrik industri: Rp 1.200/kWh

0,06×12×30×100×1.200=Rp2.592.000.000/tahun0,06 \times 12 \times 30 \times 100 \times 1.200 = Rp 2.592.000.000/tahun

Dengan sistem lampu jalan tenaga surya DBSN, biaya operasional turun menjadi Rp 0, hanya membutuhkan biaya awal instalasi ±Rp 7 juta per unit, yang bisa kembali dalam ±3 tahun.


Contoh Simulasi Nyata: 100 Unit PJU 60W di Kawasan Industri

Untuk proyek di Kawasan Industri Surabaya Timur, DBSN melakukan simulasi penggunaan 100 unit PJU 60W. Hasil pengamatan menunjukkan:

  • Konsumsi energi PLN sebelumnya: 180 kWh/hari

  • Setelah menggunakan sistem solar DBSN: 0 kWh

  • Penghematan: ±Rp 216 juta/tahun

  • Umur panel: 20 tahun

  • Umur baterai: 8–10 tahun

  • ROI tercapai dalam 3,2 tahun

Dengan penghematan tersebut, manajemen kawasan mampu mengalokasikan dana listrik tahunan untuk perluasan area produksi atau perawatan infrastruktur lainnya.


Apa Faktor yang Memengaruhi Hasil Simulasi Efisiensi Energi?

Meskipun hasil simulasi menunjukkan efisiensi tinggi, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai hasil maksimal:

  1. Lokasi Geografis dan Intensitas Matahari

    • Kawasan dengan intensitas sinar tinggi (Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan) menghasilkan konversi energi lebih optimal.

    • Daerah berawan atau lembab memerlukan panel dengan efisiensi tinggi (misal monocrystalline DBSN).

  2. Durasi Penyinaran Harian

    • Idealnya 4–5 jam penyinaran efektif per hari.

    • DBSN menggunakan algoritma MPPT untuk mengatur pengisian daya lebih efisien bahkan pada kondisi mendung.

  3. Jenis dan Kapasitas Baterai

    • Baterai lithium Lifepo4 memiliki efisiensi penyimpanan hingga 98%, jauh lebih baik dibanding aki gel konvensional.

    • Sistem DBSN juga dilengkapi protection board untuk mencegah overcharge dan over-discharge.

  4. Desain Lampu dan Ketinggian Tiang

    • Lampu 60W direkomendasikan untuk tiang 7–8 meter dengan jarak antar tiang ±30 meter.

    • Penempatan yang tepat meningkatkan distribusi cahaya dan efisiensi energi.


Insight Tambahan:

Di banyak kawasan industri besar seperti Karawang, Sidoarjo, dan Balikpapan, penggunaan sistem solar cell DBSN telah menurunkan biaya operasional tahunan hingga 70–80%. Selain itu, investasi ini memperkuat citra perusahaan sebagai industri hijau (green industrial estate), sejalan dengan kebijakan Net Zero Emission 2060.

Penggunaan sistem penerangan tenaga surya bukan hanya solusi teknis, tetapi juga strategi sustainability branding yang meningkatkan nilai kompetitif kawasan di mata investor global.


📢 Catatan Teknis:
Untuk proyek skala besar, DBSN menyediakan simulasi penghematan biaya dalam format PDF yang mencakup:

  • Grafik perbandingan biaya 5 tahun

  • Estimasi ROI

  • Detail spesifikasi panel & baterai

  • Desain tata letak titik lampu


Dengan perhitungan efisiensi energi yang matang, sistem lampu jalan tenaga surya DBSN bukan sekadar inovasi penerangan, tetapi investasi jangka panjang yang membawa dampak nyata bagi keberlanjutan industri dan penghematan energi nasional.

Berapa Biaya Investasi Awal dan Operasional Lampu Jalan Tenaga Surya?

Berinvestasi dalam lampu jalan tenaga surya menjadi langkah cerdas bagi kawasan industri dan instansi pemerintah yang ingin mengurangi pengeluaran energi listrik secara signifikan. Salah satu keunggulan utama sistem PJU solar cell adalah efisiensi jangka panjang — tanpa biaya listrik bulanan, dengan kebutuhan perawatan yang sangat minim.

Sistem lampu jalan tenaga surya DBSN hadir dalam berbagai kapasitas, seperti 40W, 60W, hingga 100W, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penerangan area proyek. Semakin tinggi daya lampu, semakin luas area yang dapat diterangi, namun efisiensinya tetap terjaga berkat teknologi panel surya monocrystalline dan baterai lithium Lifepo4 yang memiliki efisiensi penyimpanan hingga 98%.


Rincian Biaya Berdasarkan Kapasitas Lampu

Harga lampu jalan tenaga surya bervariasi tergantung daya, sistem, dan spesifikasi komponennya. Berikut estimasi biaya investasi untuk proyek tahun 2025 berdasarkan standar produk DBSN:

Kapasitas Lampu Estimasi Harga per Unit Aplikasi Ideal
40W Rp 4.000.000 – Rp 4.800.000 Jalan kompleks, taman industri
60W Rp 5.000.000 – Rp 6.500.000 Jalan utama kawasan industri
100W Rp 7.000.000 – Rp 8.500.000 Jalan arteri, proyek pemerintah

Biaya tersebut sudah mencakup panel surya monocrystalline, baterai lithium Lifepo4, lampu LED IP66, bracket galvanis, serta modul kontrol otomatis. Tidak ada tagihan PLN bulanan karena sistem ini bekerja mandiri dengan energi matahari.

Selain itu, biaya operasionalnya sangat rendah — hanya memerlukan perawatan ringan setiap 3–6 bulan sekali, seperti pembersihan panel dan pemeriksaan konektor baterai. Dibandingkan dengan PJU konvensional, penghematan operasional tahunan bisa mencapai 80–90%.


Berapa Lama Waktu Balik Modal Investasi (ROI)?

Salah satu alasan banyak pengembang kawasan industri beralih ke sistem solar cell adalah tingkat pengembalian investasi (ROI) yang cepat.
Berdasarkan hasil simulasi DBSN untuk proyek kawasan industri Surabaya dan Karawang, investasi sistem 60W Two in One dapat kembali dalam waktu 3–4 tahun, sementara umur panel surya mencapai 20 tahun dan baterai 8–10 tahun.

Dengan kata lain, setelah 3–4 tahun, seluruh sistem bekerja gratis tanpa biaya energi tambahan hingga lebih dari satu dekade.

“Lampu jalan tenaga surya bukan hanya solusi penghematan jangka pendek, tapi juga investasi jangka panjang yang menurunkan carbon footprint industri,”
Ir. Bayu Setiawan, M.Eng., Dosen Teknik Energi ITS Surabaya.

Beberapa proyek bahkan menunjukkan ROI lebih cepat jika dikombinasikan dengan pembiayaan energi hijau (green financing) dari lembaga pemerintah atau internasional. Ini menjadikan PJU solar cell bukan sekadar produk teknologi, tapi juga bagian dari strategi keberlanjutan energi nasional.

Sebagai referensi teknis tambahan, Anda dapat mempelajari cara kerja sistem panel, baterai, dan sensor otomatis secara mendalam di artikel 👉 [Panduan Lengkap Cara Kerja Lampu Jalan Tenaga Surya dan Komponen Utamanya].


Biaya Perawatan yang Rendah

Selain investasi awal yang relatif kompetitif, keunggulan lain lampu jalan tenaga surya DBSN adalah biaya perawatan yang sangat rendah. Berikut komponen perawatan utama yang disarankan:

  • Pembersihan panel surya setiap 3 bulan untuk menjaga efisiensi serapan cahaya.

  • Pengecekan kabel dan konektor setiap 6 bulan untuk memastikan tidak ada korosi.

  • Pemeriksaan baterai lithium setiap tahun untuk menjaga performa daya simpan.

  • Pemeriksaan sensor otomatis untuk mendeteksi penurunan sensitivitas cahaya.

Jika dibandingkan dengan sistem PLN yang membutuhkan biaya pemeliharaan jaringan dan penggantian lampu setiap 1–2 tahun, sistem solar DBSN hanya membutuhkan 10–15% dari total biaya perawatan tahunan sistem konvensional.


Bagaimana Membandingkan Biaya Operasional PLN vs Sistem Solar Cell?

Untuk menilai efisiensi ekonomi secara menyeluruh, penting memahami perbedaan biaya operasional jangka panjang antara sistem PLN dan lampu jalan tenaga surya. Berikut simulasi realistis berdasarkan data DBSN untuk 100 unit PJU dengan kapasitas 60W.


Simulasi Konsumsi Energi dan Biaya Operasional

Jenis Sistem Konsumsi Energi Biaya per Bulan Biaya 5 Tahun Keterangan
PJU PLN (Konvensional) 1.8 kWh/hari/lampu ± Rp 13.000.000 ± Rp 780.000.000 Tergantung tarif PLN
PJU Solar DBSN 0 kWh (mandiri) Rp 0 Rp 0 Gratis setelah instalasi

Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam periode 5 tahun, industri dapat menghemat hingga Rp 780 juta hanya dari sektor penerangan jalan.

Apabila sistem solar digunakan selama umur pakainya (±20 tahun), potensi penghematan total dapat mencapai Rp 3 miliar, cukup untuk menambah unit penerangan baru atau memperluas jaringan penerangan di area produksi.


Bagaimana Proses Simulasi Penghematan Dihitung?

Perhitungan dilakukan menggunakan rumus dasar:

Biaya Energi=(Daya Lampu (kW)×Jam Operasi per Hari×Jumlah Hari)×Tarif Listrik PLN\text{Biaya Energi} = (\text{Daya Lampu (kW)} \times \text{Jam Operasi per Hari} \times \text{Jumlah Hari}) \times \text{Tarif Listrik PLN}

Sebagai contoh:

  • 100 lampu @60W = 0.06 kW per lampu

  • Operasi: 12 jam/hari

  • Tarif PLN: Rp 1.200/kWh

0.06×12×30×100×1.200=Rp2.592.000.000/tahun0.06 \times 12 \times 30 \times 100 \times 1.200 = Rp 2.592.000.000/tahun

Dengan sistem tenaga surya, semua biaya energi tersebut dihapus sepenuhnya.
Selain itu, sistem solar memiliki umur panel hingga 20 tahun, yang berarti pengguna hanya menanggung biaya awal dan perawatan ringan.


Tren Penggunaan Solar Cell untuk Kawasan Industri

Saat ini, semakin banyak kawasan industri besar yang mulai menerapkan sistem PJU solar cell DBSN untuk efisiensi dan sertifikasi lingkungan.
Beberapa di antaranya meliputi:

  • Kawasan Industri Pindad (Bandung) – menghemat 75% biaya listrik tahunan.

  • Kawasan Industri SIER (Surabaya) – mengoperasikan 120 unit PJU solar cell dengan sistem monitoring IoT.

  • MRT Jakarta & Bandara Lombok – menggunakan sistem Two in One 100W dengan efisiensi tinggi.

Implementasi ini tidak hanya menghemat energi, tapi juga meningkatkan citra korporasi hijau (green corporate branding) yang kini menjadi bagian penting dalam penilaian ESG (Environmental, Social, Governance).


Salah satu manfaat terbesar yang sering luput diperhatikan adalah nilai tambah ekonomi jangka panjang. Selain mengurangi beban biaya energi, penggunaan lampu jalan tenaga surya juga meningkatkan nilai aset infrastruktur karena bebas dari ketergantungan jaringan listrik dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi tarif PLN.

Dalam konteks kebijakan nasional, langkah ini mendukung program Transisi Energi Bersih Indonesia 2030 serta target Net Zero Emission 2060, menjadikan setiap proyek penerangan jalan bukan sekadar penghematan, melainkan kontribusi langsung terhadap keberlanjutan energi.


👉 Download simulasi penghematan biaya PJU solar DBSN (PDF) untuk melihat data perbandingan biaya 5 tahun, grafik ROI, dan rekomendasi sistem sesuai kapasitas proyek industri Anda.
Kunjungi www.pjusolarcellindonesia.com untuk konsultasi langsung bersama tim teknis DBSN.
Hubungi kami

Apa Keunggulan Lampu Jalan Tenaga Surya DBSN untuk Proyek Kawasan Industri?

Dalam dunia industri modern, efisiensi energi menjadi salah satu indikator utama keberhasilan operasional dan keberlanjutan lingkungan. Karena itu, penggunaan lampu jalan tenaga surya DBSN di kawasan industri bukan hanya solusi penerangan, melainkan investasi jangka panjang yang membawa dampak ekonomi dan ekologis sekaligus.

Dibandingkan sistem konvensional berbasis PLN, PJU solar cell DBSN unggul dari segi efisiensi daya, ketahanan komponen, dan legalitas produk. Setiap unit telah dilengkapi sertifikasi SNI dan TKDN, menjadikannya legal dan sesuai regulasi untuk proyek pemerintah dan BUMN.

Selain itu, sistem DBSN juga dirancang menggunakan teknologi terkini seperti baterai lithium Lifepo4 berdaya efisiensi 98% dan IoT monitoring system, yang memungkinkan pemantauan performa secara real-time dari pusat kontrol industri.


1. Baterai Lithium Lifepo4 dengan Efisiensi 98%

Salah satu faktor penentu umur dan keandalan sistem penerangan tenaga surya adalah jenis baterai yang digunakan. DBSN menggunakan baterai lithium Lifepo4, generasi terbaru yang memiliki efisiensi pengisian dan pelepasan daya hingga 98%.

Berbeda dengan aki gel konvensional, baterai ini memiliki keunggulan:

  • Daya tahan hingga 10 tahun atau lebih dari 3.000 siklus pengisian.

  • Tahan terhadap suhu ekstrem antara –20°C hingga 60°C, cocok untuk kawasan industri berat.

  • Bobot ringan dengan sistem manajemen baterai (BMS) yang melindungi dari overcharge, overheat, dan overdischarge.

Baterai ini juga telah terintegrasi dengan sistem MPPT (Maximum Power Point Tracking) yang memastikan panel surya selalu bekerja pada titik efisiensi tertinggi, bahkan dalam kondisi cuaca mendung atau berawan.


2. Garansi 2 Tahun dan Sertifikasi SNI & TKDN

Semua produk lampu jalan tenaga surya DBSN telah memenuhi standar nasional dan regulasi pemerintah.

  • Sertifikasi SNI 7391:2018 memastikan bahwa produk tahan terhadap guncangan, korosi, dan tekanan udara.

  • TKDN ≥ 40% menjadikan DBSN legal untuk pengadaan melalui e-Catalogue LKPP, tanpa kendala administratif.

  • Garansi resmi 2 tahun, mencakup panel surya, baterai, dan modul LED.

Dukungan garansi ini memberi jaminan kepada kontraktor, BUMN, dan instansi pemerintah bahwa setiap sistem yang terpasang memenuhi standar mutu dan keamanan.


3. Integrasi Sistem IoT Monitoring

Inovasi DBSN tidak berhenti pada efisiensi daya. Sistemnya kini terhubung dengan IoT (Internet of Things) yang memungkinkan kontrol dan pemantauan performa lampu secara jarak jauh.
Fitur utamanya meliputi:

  • Pemantauan status baterai dan panel surya secara real-time.

  • Notifikasi otomatis jika lampu padam atau daya menurun.

  • Analisis konsumsi energi dan waktu nyala lampu.

Teknologi ini sangat ideal untuk proyek skala besar seperti kawasan industri, pelabuhan, atau jalur logistik yang memerlukan pemantauan 24 jam.

“Integrasi IoT dalam sistem penerangan jalan membuka era baru efisiensi industri. Teknologi ini memungkinkan perawatan prediktif dan penghematan energi yang lebih terukur,”
Prof. Deddy Prasetyo, Guru Besar Teknik Elektro Universitas Indonesia.

Untuk memahami sistem perangkat dan perbedaannya secara teknis, Anda dapat membaca artikel terkait 👉 [Perbandingan Lampu Jalan Tenaga Surya All in One vs Two in One untuk Proyek Pemerintah] yang menjelaskan bagaimana setiap desain memengaruhi efisiensi dan kebutuhan proyek.


Bagaimana DBSN Membantu Perencanaan dan Pengadaan Proyek?

DBSN tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga mendukung klien dari tahap awal hingga pelaksanaan proyek.
Berikut dukungan yang disediakan DBSN bagi instansi dan kontraktor:

  1. Dokumen Teknis Lengkap: meliputi data spesifikasi produk, layout desain penerangan, dan panduan instalasi.

  2. Penyusunan RAB dan Analisis ROI: DBSN membantu menghitung kebutuhan daya, jumlah titik lampu, serta estimasi waktu pengembalian investasi.

  3. Dukungan Sertifikasi dan Legalitas: semua produk telah tercantum dalam e-Catalogue LKPP, memudahkan proses pengadaan tanpa tender manual.

Pendekatan ini memastikan setiap proyek penerangan berjalan sesuai standar nasional dan memenuhi syarat administratif pemerintah pusat maupun daerah.


Apa Tantangan dan Solusi Penerapan Lampu Jalan Tenaga Surya di Kawasan Industri?

Meski efisien dan hemat energi, penerapan lampu jalan tenaga surya DBSN di kawasan industri tidak lepas dari tantangan teknis. Lingkungan industri sering kali memiliki kondisi ekstrem seperti debu pabrik, suhu tinggi, serta kelembapan tinggi yang bisa memengaruhi performa sistem.

Namun, DBSN telah mengantisipasi hal tersebut melalui desain panel IP66 tahan debu dan air, serta sistem kontrol pintar yang menyesuaikan pencahayaan secara otomatis berdasarkan kebutuhan area.


Tantangan Umum di Lapangan

  • Debu dan polusi udara tinggi yang menutupi panel surya dan menurunkan efisiensi konversi energi.

  • Cuaca ekstrem seperti hujan deras, panas berlebih, atau petir yang dapat mengganggu sistem elektronik.

  • Keterbatasan perawatan rutin karena area industri berskala besar dengan akses terbatas.


Solusi Inovatif dari DBSN

  1. Desain Panel IP66: tahan air, debu, dan korosi, cocok untuk area pabrik atau pelabuhan.

  2. Sensor Cahaya Otomatis: lampu menyala dan mati sesuai intensitas matahari tanpa intervensi manual.

  3. IoT Monitoring: memantau performa panel, baterai, dan lampu melalui dashboard pusat.

  4. Pelatihan Teknis dan QC Lapangan: tim DBSN memberikan pelatihan teknisi agar perawatan dapat dilakukan dengan mudah.


Bagaimana DBSN Menjamin Performa di Lapangan?

DBSN menjalankan quality control (QC) berlapis sebelum pengiriman unit. Setiap sistem diuji terhadap:

  • Ketahanan suhu dan kelembapan ekstrem.

  • Durasi pencahayaan minimal 12 jam.

  • Stabilitas sistem kelistrikan dalam kondisi beban puncak.

Selain itu, DBSN memiliki jaringan teknisi tersertifikasi di Jakarta, Surabaya, dan Makassar, siap memberikan dukungan perawatan berkala atau inspeksi langsung ke lokasi proyek.


Apa Dampak Penggunaan PJU Solar Cell terhadap Keberlanjutan Energi Nasional?

Penerapan lampu jalan tenaga surya di kawasan industri tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap program transisi energi hijau nasional.
Kementerian ESDM menargetkan energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23% dari total bauran energi nasional pada tahun 2025, dan teknologi solar cell menjadi tulang punggung pencapaian target tersebut.


Kontribusi terhadap Net Zero Emission 2060

Setiap unit PJU solar cell DBSN mampu menghemat rata-rata 657 kWh/tahun, setara dengan pengurangan emisi karbon 450 kg CO₂/tahun.
Jika digunakan secara masif di kawasan industri, dampaknya terhadap pengurangan emisi nasional akan signifikan.

Selain itu, sistem penerangan tenaga surya mempercepat realisasi Net Zero Emission 2060, dengan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang menyumbang emisi terbesar di sektor industri dan transportasi.


Peran DBSN dalam Smart City & Kawasan Industri Hijau

DBSN menjadi bagian dari ekosistem pengembangan smart city dan kawasan industri hijau melalui teknologi IoT yang terintegrasi dengan jaringan komunikasi kota.
Setiap unit PJU solar dapat dikontrol dari pusat data untuk pengaturan jadwal nyala, intensitas cahaya, serta deteksi gangguan sistem secara real time.

“Konsep smart lighting yang diterapkan DBSN tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga memperkuat infrastruktur digital kawasan industri menuju transformasi hijau,”
Dr. Ratna Kurniasih, Direktur Energi Hijau Kemenperin RI.


Penerapan lampu jalan tenaga surya DBSN kini menjadi simbol kemajuan industri menuju keberlanjutan. Dengan sertifikasi lengkap, sistem baterai canggih, dan kemampuan monitoring real-time, DBSN terus mendorong transformasi energi bersih yang efisien, andal, dan ramah lingkungan untuk masa depan industri Indonesia.

👉 Konsultasikan proyek penerangan kawasan industri Anda bersama tim teknis DBSN hari ini.
Dapatkan desain sistem, simulasi penghematan energi, dan estimasi biaya dalam format PDF gratis di situs resmi: www.pjusolarcellindonesia.com.
Hubungi kami

💡 FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Lampu Jalan Tenaga Surya DBSN


1. Apa keunggulan utama lampu jalan tenaga surya DBSN dibanding produk lain?
Lampu jalan tenaga surya DBSN memiliki efisiensi baterai lithium Lifepo4 hingga 98%, sertifikasi resmi SNI & TKDN ≥ 40%, serta dukungan garansi 2 tahun. Produk ini juga dilengkapi sistem IoT monitoring, yang memungkinkan kontrol dan pemantauan performa lampu secara real-time melalui dashboard pusat.


2. Apakah lampu jalan tenaga surya DBSN cocok untuk kawasan industri besar?
Sangat cocok. Sistem DBSN dirancang untuk lingkungan berat seperti pabrik, pelabuhan, dan kawasan industri berdebu atau panas tinggi. Panel surya berstandar IP66 tahan terhadap air, debu, dan korosi. Selain itu, sistem kontrol otomatis memastikan lampu menyala sesuai kebutuhan tanpa intervensi manual.


3. Berapa lama umur panel surya dan baterai lithium pada PJU DBSN?

  • Panel surya monocrystalline: ±20 tahun

  • Baterai lithium Lifepo4: 8–10 tahun (3.000+ siklus pengisian)

  • Lampu LED IP66: hingga 50.000 jam operasi
    Dengan perawatan minimal, sistem dapat bekerja lebih dari satu dekade tanpa penurunan performa signifikan.


4. Bagaimana DBSN menjamin performa lampu jalan di lapangan?
DBSN menerapkan quality control berlapis dan pengujian beban ekstrem sebelum pengiriman.
Selain itu, tersedia jaringan teknisi tersertifikasi di Jakarta, Surabaya, dan Makassar untuk inspeksi dan perawatan rutin. Sistem IoT juga membantu memantau status baterai dan panel dari jarak jauh, memastikan performa optimal setiap hari.


5. Bagaimana cara pengadaan lampu jalan tenaga surya DBSN untuk proyek pemerintah atau BUMN?
Produk DBSN sudah terdaftar resmi di e-Catalogue LKPP, sehingga instansi pemerintah dan BUMN dapat melakukan pengadaan secara langsung tanpa tender manual.
DBSN juga menyediakan dokumen teknis, RAB proyek, dan sertifikasi lengkap untuk mendukung kebutuhan administratif pengadaan publik.


6. Apa tantangan utama pemasangan lampu tenaga surya di kawasan industri?
Beberapa tantangan umum adalah debu pabrik, cuaca ekstrem, dan minimnya perawatan rutin. Namun DBSN sudah mengantisipasi hal ini dengan:

  • Panel IP66 anti-debu & tahan hujan

  • Controller pintar dengan sistem proteksi otomatis

  • IoT monitoring untuk menghindari kerusakan akibat kelalaian perawatan


7. Apakah penggunaan PJU solar cell berkontribusi pada program energi hijau nasional?
Ya. Setiap unit lampu jalan tenaga surya DBSN mampu menghemat sekitar 657 kWh per tahun, setara pengurangan 450 kg CO₂/tahun.
Implementasi massal sistem ini mendukung program Transisi Energi Hijau dan target Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah.


8. Apakah DBSN juga mendukung proyek Smart City dan kawasan industri hijau?
Tentu. Sistem DBSN sudah berbasis smart lighting yang dapat terhubung dengan jaringan IoT kota pintar (Smart City).
Dengan teknologi ini, setiap titik lampu bisa dikontrol dari pusat data untuk efisiensi energi dan integrasi sistem keamanan kawasan industri.


9. Apa layanan tambahan yang diberikan DBSN untuk proyek industri?
DBSN tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga:

  • Survey & desain penerangan area proyek

  • Pembuatan RAB dan simulasi ROI energi

  • Pelatihan teknisi lokal untuk perawatan sistem

  • Katalog dan panduan teknis dalam format PDF (gratis)


10. Bagaimana cara konsultasi proyek lampu jalan tenaga surya dengan DBSN?
Anda dapat menghubungi tim teknis DBSN melalui:
🌐 Website resmi: www.pjusolarcellindonesia.com
📞 Konsultasi langsung via WhatsApp atau Form Proyek
📧 Email: info@pjusolarcellindonesia.com



🌞 Ingin tahu berapa besar penghematan energi dan biaya yang bisa dicapai di proyek Anda?
👉 Konsultasikan kebutuhan penerangan kawasan industri Anda bersama tim teknis DBSN hari ini dan download simulasi penghematan biaya (PDF) gratis!

Hubungi kami